Website Desa Sempat Di-hack gegara Gus Samsudin Vs Pesulap Merah
- Tangkapan Layar: Instagram
VIVA Nasional – Kepala Desa Rejowinangun Baghas Wigasto mengaku bahwa website dan layanan online Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap di desanya sempat bermasalah dan tak bisa diakses saat seteru Gus Samudin dan Marcel Radhival atau Pesulap Merah heboh di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dan dunia maya. Baghas menduga itu terjadi karena ulah hacker.
Baghas menduga seperti itu karena yang beredar di media sosial pihaknya dianggap melindungi salah satu pihak dari seteru Pesulap Merah versus Gus Samsuddin, saat keduanya bergesekan. Padahal, itu tidak benar. “Kena hack, hancur data base kami. Kamis kemarin, UPTSA kami hancur. Website UMKM kami juga tidak bisa padahal ini ruh desa kami. Tapi alhamdulillah sudah mulai pulih,” ujarnya dikonfirmasi wartawan dikutip Selasa, 2 Agustus 2022.
Baghas membantah berpihak kepada salah satu yang berseteru. Saat Pesulap Merah berselisih dengan pihak Gus Samsudin di dekat Padepokan Nur Dzat Sejati, dia turun tangan memediasi karena ada anggota tim masing-masing yang menggunakan atribut Banser. Baghas melihat itu berpotensi konflik yang lebih besar.
Belakangan diketahui bahwa pihak yang mengggunakan atribut Banser itu tanpa koordinasi dengan pengurus Gerakan Ansor maupun Banser setempat, dan bisa jadi bukan anggota Banser. Mereka juga bukan warga Desa Rejowinangun.
Keduanya bertindak atasnama pribadi. Dalam mediasi, Banser maupun Gerakan Pemuda Ansor meminta N dan orangnya Samsudin mempertanggungjawabkan itu kepada organisasi Ansor. “Bila bukan Banser, mereka diminta mengembalikan seragam Banser-nya,” kata Baghas.
Prediksi Baghas terbukti. Gara-gara ada dua orang yang memakai atribut Banser dalam gesekan antara Pesulap Merah dengan Samsudin itu, puluhan anggota Ansor dan Banser Blitar dan Kademangan menggeruduk padepokan Samsudin pada Minggu malam, 31 Juli 2022. Mereka mempertanyakan penggunaan atribut Banser dalam perseteruan itu. Sementara siangnya, warga desa setempat menggeruduk padepokan.
Warga meminta padepokan ditutup karena gara-gara perseteruan antara Samsudin dengan Pesulap Merah menimbulkan keresahan. Desa Rejowinangun juga terimbas jelek karena padepokan itu bermasalah dan berada di desa setempat. “Dalam mediasi yang alot, akhirnya disepakati padepokan ditutup sampai batas waktu tidak ditentukan,” kata Baghas.