Kades Ungkap Awal Gesekan Gus Samsudin Vs Pesulap Merah di Blitar
- tvonenews.com
VIVA Nasional – Sebelum Padepokan Nur Dzat Sejati milik Gus Samsudin di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, ditutup oleh warga. Keresahan sudah dialami warga setempat setelah kedatangan Marcel Radhival atau Pesulap Merah yang sebelumnya menantang Gus Samsudin. Warga resah gesekan keduanya mengganggu ketentraman desa.
Kepala Desa Rejowinangan Bhagas Wigasto mengaku bahwa sebenarnya dia menerima informasi rencana kehadiran Pesulap Merah ke Padepokan Samsudin sejak Rabu pekan lalu dari salah Ketua RT setempat. Dia kemudian berdiskusi dan meminta Ketua RTnya untuk menghimpun informasi lebih rinci untuk memetakan potensi adanya gesekan. “Kira-kira ada potensi masalah enggak?,” katanya dihubungi wartawan, Senin, 1 Agustus 2022.
Gambaran awal, Pesulap Merah dan Samsudin hanya berhubungan dengan konten akun YouTube keduanya. “Pada hari Sabtu (30 Juli 2022), kami terima informasi bahwa mereka (Pesulap Merah dan tim) mulai hadir di Blitar. Salah satu warga saya merupakan bagian daripada tim dari atau dibawa oleh Marcel (Pesulap Merah) katanya itu kolaborasi di YouTube,” ujar Baghas.
Cuma, lanjut dia, diterima informasi juga ada orang berinisial N juga ikut dengan tim Pesulap Merah. N sebelumnya pernah bergabung dengan Samsudin tapi keluar karena berseteru. N juga hadir dengan menggunakan atribut paramiliter sebuah organisasi masyarakat tertentu. Baghas akhirnya mendatangi padepokan Samsudin sebagai antisipasi konflik karena salah satu yang datang adalah pihak yang pernah bersitegang dengan padepokan.
Pesulap Merah dan tim akhirnya datang, tapi hanya sampai di jalan sisi selatan padepokan. Pengacara Samsudin menghampiri Pesulap Merah dan terjadi keributan. Baghas kemudian datang setelah menerima informasi itu. N yang memakai atribut paramiliter salah satu ormas juga ikut bersitegang. Melihat itu, Baghas turun tangan dan menuju padepokan.
Di Padepokan, Baghas berupaya mencegah Samsudin yang keluar menuju Pesulap Merah. Dia juga diikuti beberapa orang dekatnya, juga ada yang memakai atribut paramiliter ormas yang sama dengan N. “Yang namanya N menghubungi salah satu struktur Ansor Kademangan meminta bantuan dengan tema permohon bantuan pengamanan karena terjadi keributan yang melibatkan Banser desa kami,” ucapnya.
Baghas kemudian meminta bantuan anggota Bhabinkamtibmas untuk menengahi N yang menggunakan atribut Banser dan seorang pengikut Samsudin yang juga menggunakan seragam Banser. Ternyata, baik N yang bergabung dalam tim Pesulap Merah bukan warga desa setempat, tapi warga Kalidawir, Tulungagung. Begitu pula orang berseragam Banser pengikut Samsudin, juga berasal dari Lampung.
Baghas lalu menghubungi Kasatkoryon Banser desa setempat. Ternyata, baik N maupun pengikut Samsudin tidak meminta izin ke Satuan Rayon Banser setempat. Keduanya bertindak atasnama pribadi. Dalam mediasi, pihak Banser maupun Ansor meminta N dan orangnya Samsudin mempertanggungjawabkan itu ke organisasi Ansor. “Bila bukan Banser, mereka diminta mengembalikan seragam Bansernya,” tandasnya.
Prediksi Baghas terbukti. Gara-gara ada dua orang yang memakai atribut Banser dalam gesekan antara Pesulap Merah dengan Samsudin itu, puluhan anggota Ansor dan Banser Blitar dan Kademangan menggeruduk padepokan Samsudin pada Minggu, 31 Juli 2022, malam. Mereka mempertanyakan penggunaan atribut Banser dalam perseteruan itu. Sementara siangnya, warga desa setempat menggeruduk padepokan.
Warga meminta padepokan ditutup karena gara-gara perseteruan antara Samsudin dengan Pesulap Merah menimbulkan keresahan. Desa Rejowinangun juga terimbas jelek karena padepokan itu bermasalah dan berada di desa setempat. “Dalam mediasi yang alot, akhirnya disepakati padepokan ditutup sampai batas waktu tidak ditentukan,” kata Baghas.
Baca juga: Padepokan Gus Samsudin di Blitar Ditutup Sementara