Suhu Dingin Landa NTB, Ini Penjelasan BMKG
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA – Suhu dingin sangat terasa di Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak berakhirnya musim hujan. Memasuki musim kemarau, suhu di NTB terasa sangat dingin.
Suhu mencapai 9 derajat celcius pada pagi hari terjadi di Sembalun Lombok Timur. Bahkan, sejak awal musim dingin, suhu di Tetebatu Lombok Timur mencapai 6 derajat celcius.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Dhian Yulie Cahyono mengatakan suhu dingin melanda Indonesia bagian selatan, meliputi Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
Suhu tersebut sangat normal terjadi saat masuk musim kemarau hingga puncak musim kemarau nantinya.
"Bulan Juli ini adalah siklus suhu minimum tahunan yang normal dan umum terjadi pada bulan musim kemarau terutama pada puncak musim kemarau di bulan Juli dan Agustus," katanya, Senin, 25 Juli 2022.
Dia memprakirakan kondisi suhu dingin masih akan terjadi hingga bulan Agustus. "Oleh karena itu, diprakirakan kondisi suhu dingin ini masih akan terjadi pada bulan Agustus 2022," ujarnya.
Dhian Yulie menjelaskan, catatan historis suhu dingin tahunan di NTB, suhu pada September relatif lebih tinggi dari bulan Juni, Juli dan Agustus. Pada September nanti kemungkinan suhu dingin akan berakhir.
"Berdasarkan data historis suhu udara dari Stasiun Meteorologi ZAM, suhu udara rata-rata pada bulan September relatif lebih tinggi daripada bulan Juni, Juli dan Agustus," ujarnya.
Muson Australia
Sebelumnya, Prakirawan BMKG Staklim Lombok Barat, Nindya Kirana, mengatakan suhu dingin disebabkan angin muson Australia yang membawa udara kering masuk ke Asia, khususnya NTB. Saat ini di Australia tengah musim salju sehingga suhu yang dibawa menjadi dingin.
“Saat musim puncak kemarau di NTB sekitar Juni dan Agustus, sedang aktif monsoon Australia atau angin timuran. Karena tekanan udara di Australia lebih tinggi dari Asia, sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia melewati Indonesia,” katanya.
Faktor lainnya, tutupan awan di musim kemarau sangat sedikit sehingga pada siang hari suhu terasa panas karena matahari langsung menembus permukaan bumi. Tidak berbeda dengan malam hari, suhu udara tidak terhalangi awan sehingga permukaan bumi akan dingin.