NU Kategorikan Tarekat Shiddiqiyyah Tak Bersilsilah pada Nabi Muhammad

Secreenshot orasi menyemangati santri dan jemaah di Pesantren Shiddiqiyah, Jomba
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional – Tarekat Shiddiqiyyah dengan mursyidnya Muchtar Mu’thi yang berbasis di Desa Losari, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menjadi sorotan dalam sebulan terakhir. Musababnya, anak dari Muchtar, Moch Subchi Azal Tsani atau Mas Bechi, ditetapkan sebagai tersangka pencabulan dan segera diadili. Sorotan kian meluas setelah penjemputan paksa Mas Bechi di Pesantren Shiddiqiyyah pada Kamis pekan lalu berlangsung dramatis.

Lalu bagaimana tanggapan Nahdlatul Ulama (NU) tentang Tarekat Shiddiqiyyah? Mudir Wustho Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu'tabaroh an-Nahdliyyah (Jatman) Jawa Timur Abdul Wahib Pujon mengatakan, di NU, organisasi yang membawahkan urusan tarekat ialah Jatman. Di tingkat pusat, pimpinan tertinggi Jatman ialah Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dari Pekalongan, Jawa Tengah.

Ada 40-an kelompok tarekat yang diakui di Jatman. Yang dimaksud ‘diakui’ di sini ialah mu’tabarah atau tidaknya sebuah tarekat. “Mu’tabarah itu adalah tarekat yang sanadnya sampai kepada Rasulullah (Nabi Muhammad). Jadi, ada sanad, ada silsilahnya dari gurunya, dari gurunya, gurunya, dan gurunya, sampai bersambung kepada Rasulullah,” kata Wahib kepada VIVA pada Rabu, 13 Juli 2022.

Polisi berjaga di depan gerbang Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Ploso berjaga di depan Pesantren Ashiddiqiyah dalam upaya penangkapan Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) atau Mas Bechi di Jombang, Jawa Timur, Kamis (7/7/2022).

Photo :
  • Antara/Syaiful Arif

“Yang mu’tabarah [di NU dan tergabung dalam Jatman] itu ada 40. Di antaranya Qadiriyah-Naqsabandiyah, ada Naqsabandiyah-Khalidiyah, ada Tijaniyah, ada Syadziliyah, ada Syatthariyah, sampai 40 [kelompok tarekat yang tergabung di Jatman]. Itu yang dihimpun dalam thariqah al-mu’tabarah al-nahdliyyah,” ujarnya.

Kebalikan dari itu, tarekat yang tidak mu’tabarah ialah aliran tarekat yang sanadnya tidak bersambung ke Rasulullah. Dalam tarekat, keterputusan sanad ini disebut dengan maqthu’. Nah, bagi NU, sanad Tarekat Shiddiqiyyah terputus ke Rasulullah karenanya tidak masuk ke dalam Jatman. “Yang jelas Tarekat Shiddiqiyyah itu tidak masuk di dalam Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu'tabaroh an-Nahdliyyah (Jatman),” katanya.

Ditanya secara rinci soal Tarekat Shiddiqiyyah, Wahib ogah menjelaskan dan mengaku tidak tahu persis. Dia hanya bercerita, pada satu waktu ada seseorang yang meminta pendapat kepada Habib Luthfi bin Yahya tentang Tarekat Shiddiqiyyah. “Saya dulu pernah bertamu ke Habib Luthfi. Pada saat itu ada salah satu orang yang bertanya ke Habib, ‘Habib, Tarakat Shiddiqiyyah itu bagaimana?’,” cerita dia.

“Jawabnya Habib [Luthfi bin Yahya], ‘Tarekat Shiddiqiyyah itu tidak ada sanadnya.’ Jawabnya begitu. Tidak ada sanadnya, tidak ada silsilahnya. Memang Habib Luthfi tidak ada suuzan kepada yang lain, hanya menyampaikan seperti itu,” ujar Wahib.