Eks Anggota: Non Muslim Ada yang Bergabung ke NII, Orang Tua Histeris
- VIVA/Yeni Lestari
VIVA - Paham-paham radikalisme masih berkembang pesat di Tanah Air. Hal tersebut terungkap dari banyaknya aduan yang diterima organisasi Negara Islam Indonesia Crisis Center, lembaga yang membantu pemerintah mengatasi paham radikal.
Buka Hotline Pengaduan
Pendiri NII Crisis Center yang juga mantan anggota kelompok teroris NII, Ken Setiawan, mengatakan aduan itu diterima usai pihaknya membuka hotline pengaduan masyarakat.
"Kami ambil peran dengan membuka hotline pengaduan yang awalnya kami tidak percaya. Saya kira hanya segelintir masyarakat, khususnya kalangan anak muda saja yang terpapar," kata Ken dalam jumpa pers yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Senin, 20 Juni 2022.
Baca juga: Anggota Khilafatul Muslimin Diberi Buku Saku Ajaran Kartosoewirjo
Non Muslim Bergabung ke NII
Ken mengatakan aduan masyarakat yang terpapar paham radikalisme ini bukan hanya datang dari orang-orang beragama Islam. Masyarakat non muslim juga ada yang terpapar dan mengadukannya ke NII Crisis Center.
"Pikirannya. Bukan hanya muslim saja. Minggu ini kami mendapatkan laporan bahkan dari yang non muslim, yang bergabung. Orang tuanya sampai histeris karena putrinya tiba-tiba sudah bergabung ke kelompok NII," katanya.
Lakukan Identifikasi
Setelah menerima aduan tersebut, Ken bersama NII Crisis Center melakukan identifikasi asal jaringan NII. Sebab, kelompok terorisme ini sudah terpecah belah, salah satunya menghasilkan Khilafatul Muslimin.
"Doktrinnya mereka ini dasarnya akar batang buah, iman, hijrah, jihad. Mereka yang masuk ke dalam Islam secara kaffah, menjadi orang Islam harus tinggal di negara Islam dengan hukum Islam," kata Ken.
Usai melakukan identifikasi jaringan NII, orang yang terpapar paham radikal ini akan dibawa untuk diinvestigasi lebih lanjut. Hal ini dilakukan guna mengetahui treatment rehabilitas yang cocok diberikan.
Masuk Perbakin
Selain diberikan paham radikal, Ken mengungkap fakta bahwa orang-orang yang bergabung di kelompok teroris NII juga turut dibekali dengan pelatihan senjata api. Bahkan, mereka juga turut tergabung dalam Persatuan Berburu dan Menembak Seluruh Indonesia (Perbakin).
"Ada beberapa jaringan NII yang kita dapatkan datanya ini mohon maaf sudah menggunakan senjata api dan mereka legal bergabung kepada organisasi Perbakin. Ini harus menjadi evaluasi penerimaan anggota, agar bisa dicegah," tutur Ken.