PMI: DKI Jakarta Perlu 1.200 Kantong Darah Setiap Harinya

Kegiatan donor darah yang diinisiasi PMI.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Kebutuhan kantong darah dalam dua tahun terakhir selama pandemi cukup sulit terpenuhi termasuk di wilayah Ibu Kota DKI Jakarta. Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Rustam Effendi mengatakan untuk Jakarta perlu 1.200 kantong darah setiap harinya.

Menurut dia, dari 1.200 kantong darah itu nanti akan disebar ke ratusan rumah sakit di Ibu Kota. “Di DKI Jakarta, kami memerlukan 1.200 kantong darah setiap harinya, untuk kemudian didistribusikan ke 190 rumah-rumah sakit," kata Rustam, dalam keterangannya yang dikutip pada Rabu, 15 Juni 2022.

Rustam bilang warga yang bersedia mendonorkan darahnya merupakan pahlawan kemanusian. Dia pun mengapresiasi jika ada pihak swasta seperti Atalian Global Services Indonesia dan Cibis Park yang bekerja sama dengan PMI menginisiasi kegiatan donor darah

Sebab, menurutnya kegiatan itu akan membantu kebutuhan kantong darah di Ibu Kota.

"Kegiatan ini sangatlah melengkapi kebutuhan harian kantong darah di Provinsi DKI Jakarta,” jelas Rustam.

Ilustrasi donor darah.

Photo :
  • Pixabay

Dia menyampaikan di Indonesia setidaknya transfusi darah terjadi setiap 8 detik. Dengan demikian, terdapat lebih dari 12,3 juta kantong darah diperlukan selama 2020. 

Rustam mengatakan jumlah tersebut terus bertambah setiap tahun. Namun, situasi pandemi Covid-19 mempersulit terpenuhinya kebutuhan kantong darah.

Pun, terkait Hari Donor Darah Sedunia, Atalia Global Services Indonesia berkolaborasi dengan Cibis Park dan PMI Jakarta Selatan menggelar kegiatan donor darah.

Kegiatan tersebut diikuti karyawan dan warga sekitar. Dari kegiatan itu, terdapat 250 pendonor yang terdaftar dan 192 kantong darah terkumpul. Dengan demikian, kegiatan itu tercatat melampaui target rata-rata pengumpulan kantong darah dalam dua hari.

Kemudian, Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin, mengatakan kondisi pandemi saat ini sudah membaik dan masyarakat sudah terbiasa dengan protokol kesehatan. Maka itu, ia mendorong masyarakat agar tak perlu khawatir untuk berinteraksi fisik khususnya dengan staf medis saat mau  mendonorkan darahnya.