5 Fakta Lengsernya Soeharto Setelah 32 Tahun Menjabat
- Antara
VIVA – Era Reformasi merupakan sebuah peristiwa di mana lengsernya Soeharto dari jabatan sebagai Presiden kedua Indonesia pada tahun 1998. Setelah itu digantikan oleh wakilnya yaitu B.J Habibie.
Peristiwa itu bersejarah bagi Indonesia, pasalnya lengsernya Soeharto dari kepresidenan diakibatkan meluapnya para demonstran yang memenuhi gedung DPR yang menuntut pemberhentiannya dari masa jabatannya setelah 32 tahun menjadi Presiden.
Berikut beberapa Fakta momen lengsernya Presiden kedua Indonesia, Soeharto setelah menjabat 32 tahun sebagai Presiden, seperti dikutip dari berbagai sumber sebagai berikut:
1. Penyebab Lengser Soeharto
Salah satu penyebab lengser Soeharto adalah karena krisis ekonomi yang menimpa Indonesia. Akibat melemahnya ekonomi Indonesia, hal ini lah yang mendorong ketidakpuasan terhadap kepemimpinan dari Soeharto, hingga banyak menuntut masyarakat untuk memberhentikan masa jabatan Soeharto menjadi presiden.
Dalam peristiwa lengsernya Soeharto dari masa kepemimpinan, menyebabkan banyak mahasiswa yang tewas dan yang paling terkenal itu peristiwa meninggalnya empat mahasiswa dari Trisakti pada 12 Mei 1998. Para mahasiswa tersebut yang turun ke jalan menuntut Soeharto untuk lengser dari jabatannya menjadi Presiden.
2. Pidato Pengunduran Soeharto
Setelah resmi dilengserkan dari masa jabatannya sebagai Presiden Indonesia kedua. Setelah mendapatkan tekanan dari berbagai pihak yang menuntut Soeharto untuk mundur dari jabatannya. Setelah secara resmi mundur dari jabatannya, Presiden kedua RI itu menyampaikan pidato kemunduruannya setelah menjabat 32 tahun.
"Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945 dan setelah dengan sungguh-sungguh memperhatikan pandangan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan pimpinan fraksi-fraksi yang ada di dalamnya, saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia, terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998."
3. Penjarahan
Selama proses penglengseran Soeharto menjadi presiden, berbagai peristiwa-peristiwa yang sangat luar biasa, seperti kerusuhan, pembakaran dan penjarahan di sejumlah daerah, termasuk di kota-kota besar khususnya di Jakarta.
Seperti insiden pembakaran sebuah Mall yang bernama Yogya Plaza yang sekarang berganti nama menjadi Mall Citra Klender, selain terjadi penjarahan di Mall tersebut, Mall itu juga dibakar dan dilaporkan dalam insiden itu menewaskan sekitar 400 orang yang mata terbakar.
Mall itu menjadi sasaran warga selama dua hari pada tanggal 13-14 Mei. Akan tetapi pada tanggal 15 Mei Mall itu terbakar, tidak ada yang tau asal usulnya api itu bisa membakar hampir keseluruhan Mall, sementara di dalamnya masih ada ratusan warga yang masih menjarah.
4. Melepas Timor Leste
Setelah tragedi berdarah atas lengsernya Soeharto, presiden pengganti B.J Habibie mengumumkan referendum pada 30 Agustus 1999, Hal ini diambil untuk menentukan masa depan Timor Timur. Atas tindakan B.J Habibie yang menuai kontra, sebagian orang yang menyayangkan atas segala keputusan dari B.J Habibie.
Presiden ketiga Indonesia itu memberikan dua pilihan kepada masyarakat Timor Timur yang pertama bergabung dalam otonomi Indonesia atau menolak. Akan tetapi dari hasil voting pendudukan Timor timur yang berjumlah 344 ribu pendudukan, 78 persen diantaranya menolak untuk bergabung dengan otonomi khusu dengan Indonesia.
5. Konflik Etnis
Pada masa reformasi terjadi konflik etnis di berbagai elemen masyarakat yang melatar belakangi Ras, Suku dan Agama. Seperti hal yang terjadi di Kalimantan terjadi konflik antar Suku Dayak, Melayu dan beberapa warga pendatang dari berbagai suku tertentu.
Konflik ini mulai pecah pada tanggal 19 Januari 1999. Konflik ini mulai bisa diselesaikan pada tanggal 26 April 1999. Suku-Suku yang bertikai duduk bersama dan membentuk Forum Komunitas Masyarakat Kalimantan Barat.