Bhikkhu Sri Pannyavaro soal Masuk Borobudur Rp750 Ribu: Bebani Umat
- Facebook/Medkom Sangha Therav?da Indonesia
VIVA – Polemik harga fantastis masuk ke candi Borobudur sebesar Rp750 ribu ramai dibicarakan. Salah satunya oleh Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera. Lewat akun Facebook Medkom Sangha Theravada Indonesia, Bhikku Sri menjelaskan alasannya.
“Berdasarkan regulasi baru, nantinya yang bisa naik ke atas Candi Borobudur kriteria utamanya adalah berdasarkan uang: Rp 750.000 per orang.” tulisnya pada kalimat pembuka. Seperti dilihat VIVA, Rabu 8 Juni 2022.
Menurutnya, harga tersebut dinilai terlalu besar dan dapat membebani umat buddha yang memiliki ekonomi menengah ke bawah untuk naik ke atas candi guna melakukan ‘puja’ atau ‘pradaksina’.
“Rakyat kecil (umat Buddha pedesaan yang berada cukup banyak di Jawa Tengah) sampai meninggal dunia pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi untuk melakukan ‘puja’ atau ‘pradaksina’ karena harus membayar biaya yang sangat mahal bagi mereka: Rp 750.000.- per orang.” Ungkap Bhikkhu Pannyavaro
Meski demikian, ia juga sependapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan terkait pemberlakuan kuota 1.200 pengunjung perhari guna penyelamatan candi. Tetapi biaya yang sangat mahal ia rasa sangat membebani masyarakat kurang mampu.
“Diberlakukannya kuota 1.200 orang per hari yang boleh naik ke atas candi memang sangat perlu untuk penyelamatan candi. Tetapi selayaknya tanpa harus membayar sangat-sangat mahal bagi orang "miskin". Ungkap pria kelahiran 1954 itu
“Kalau pada hari itu kuota sudah penuh, dimohon saja naik pada hari berikutnya atau hari yang lain. Kalau pengunjung tidak mau atau tidak bisa naik pada hari lain, ya sudah! Apalagi pendaftaran bisa dilakukan melalui ‘online’.” Lanjutnya
Ia juga menyinggung peraturan yang hanya memperbolehkan bhiksu dan murid sekolah saja yang dapat naik ke atas Candi Borobudur tanpa harus membayar. Harapannya biarlah umat buddha dapat menaiki Candi Borobudur meski harus mengantre bertahun-tahun seperti umat muslim yang menunggu antrean untuk melaksanakan ibadah haji.
“Tetapi, jangan hanya yang punya uang saja yg boleh naik, atau dengan jalan lain harus menjadi biksu dulu, atau kembali menjadi murid sekolah –tentu hal ini sangat tidak mungkin.” ungkapnya
“Biarlah umat Buddha sabar menanti antrian bisa naik ke atas candi kita sendiri. Seperti halnya saudara-saudara Muslim yang juga sabar menanti antrian naik haji sampai beberapa tahun.” Jelas Bhikkhu Pannyavaro
“Semoga usulan ini berkenan untuk diperhatikan oleh para pihak yang berwenang membuat keputusan-keputusan perihal regulasi Candi Borobudur.” Akhir dari usulannya