Formula E Sukses, Bamsoet Dorong Migrasi Kendaraan BBM ke Listrik
- VIVAnews/ Lilis Khalisotussurur.
VIVA – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo, mengapresiasi pelaksanaan Jakarta e-Pix 2022 (Formula E) yang berjalan aman dan lancar.
Bamsoet, sapaan Bambang Soesatyo, menuturkan dalam perhelatan Formula E yang dilaksanakan di Jakarta International e-Prix Circuit tidak terdapat satupun masalah yang timbul. Di mana acara itu juga turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
"Alhamdulillah, Jakarta e-Prix 2022 berlangsung mulus tanpa ada kendala apapun. Menyusul kesuksesan Indonesia menggelar MotoGP di Mandalika, bulan Maret 2022 lalu. Keberhasilan tersebut menunjukan bahwa Indonesia siap menggelar berbagai kejuaraan balap Internasional," kata Bamsoet dari keterangan, Minggu, 5 Juni 2022.
Melalui kesuksesan perhelatan tersebut, Bamsoet optimis ajang balap mobil listrik ke depannya akan semakin digemari oleh para pecinta otomotif di Indonesia. Hal itu juga sejalan dengan program pemerintah dalam program migrasi mobil berbahan bakar fosil (BBM) ke kendaraan listrik.
"Potensi pengembangan kendaraan listrik di Indonesia sangat menjanjikan. Dalam road map pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang disusun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi sepeda motor listrik pada tahun 2030 diproyeksikan mencapai 13 juta unit, sedangkan mobil listrik mencapai 2,2 juta unit," ujarnya.
Adapun dengan penggunaan energi listrik sebagai pengganti BBM, menurut dia, akan mengurangi konsumsi BBM dan beban subsidi yang harus ditanggung negara. Karena sejak 2014-2019, jumlah subsidi BBM mencapai Rp700 triliun. Sedangkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), subsidi BBM jenis tertentu mencapai Rp16,6 triliun.
Bamsoet menambahkan, dengan penggunaan kendaraan listrik akan menjadi salah satu solusi menekan ketergantungan impor BBM. Karena mengingat dari kebutuhan minyak mentah 1,3 juta barel per hari (bph), Indonesia hanya bisa memproduksi setengahnya yakni sekitar 700 ribu bph.
"Pengembangan kendaraan listrik sekaligus memaksimalkan potensi sumber daya bahan baku baterai untuk kendaraan listrik. Sejak 2018, Indonesia telah diakui sebagai raja nikel dunia dan diyakini menguasai hampir 30 persen atau sekitar 21 miliar ton cadangan dan sumber daya nikel dunia," ujarnya.
Dia menambahkan, "Selain nikel, Indonesia juga kaya akan material komponen penting untuk industri baterai, antara lain 1,2 miliar ton aluminium, 51 miliar ton tembaga, dan 43 miliar ton mangan."