Sakit Deman Berdarah, Ini 5 Fakta Hendropriyono Mantan Kepala BIN

Hendropriyono
Sumber :
  • Anwar Sadat/VIVA.co.id

VIVA – Hendropriyono merupakan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) sekarang sedang berbaring di rumah sakit Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta Pusat, Kamis 28 April 2022. Ia dikabarkan mengalami sakit Demam Berdarah (DBD).

Seperti yang telah dikabarkan oleh putranya melalui akun Instagram @diaz.hendropriyono "Alhamdulillah kondisi Ayah membaik. Trombosit rendah di level 8.000. Namun sekarang hanya butuh bedrest. Terima kasih atas semua doa untuk kesehatan ayah saya" Tutur Diaz.

Sebelumnya nampak ramai di media sosial akun Twitter @Ravuspa_STB yang memperlihatkan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu sedang di besok oleh KSAD Jenderal Dudung.

Berikut beberapa fakta mengenai Hendropriyono, seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Profil Hendropriyono

VIVA Militer: Jenderal TNI (Purn) AM.Hendropriyono

Photo :
  • Instagram @AM.Hendropriyono

Memiliki nama lengkap Abdullah Mahmud Hendropriyono atau yang sering disebut sebagai A.M Hendropriyono yang lahir pada tanggal 07 Mei 1945, ia merupakan seorang tokoh intelijen dan militer Indonesia, ia sempat dijuluki The Master Of Intelligence karena mendapatkan gelar Prof di bidang keilmuan Filsafat Intelijen pertama di dunia.

Selain itu ia juga sempat menjadi Menteri Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik Indonesia dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan dari tahun 1998 hingga 1999. Ia menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dari tanggal 27 Agustus 2016 hingga 13 April 2018.

2. Pendidikan

VIVA Militer: Jenderal TNI (HOR) Abdullah Mahmud Hendropriyono

Photo :
  • Youtube

Hendropriyono menempuh pendidikan dasarnya di SD Muhammadiyah, Kemayoran, Jakarta kemudian pindah ke SR Negeri Jalan Lematang, Jakarta, SMP Negeri V bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Dr. Sutomo, Jakarta dan menyelesaikan SMA Negeri II bagian B (Ilmu Pasti) di Jalan Gajah Mada, Jakarta.

Pendidikan umum Hendropriyono menjadikannya sebagai sarjana dalam bidang administrasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN), Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM), Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta, Sarjana Teknik Industri dari Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Bandung.

Ia juga meraih gelar magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina, mendapat gelar magister di bidang hukum dari STHM dan pada bulan Juli 2009 dan meraih gelar doktor filsafat di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan predikat Cum Laude.

3. Karir Politik

VIVA Militer: Jenderal TNI (Purn) AM.Hendropriyono

Photo :
  • Instagram @AM.Hendropriyono

Dalam birokrasi pemerintahan RI, Hendropriyono pernah memangku berbagai jabatan yang berturut-turut pertama sebagai Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998), Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII dan menjabat sebagai Menteri Transmigrasi dan PPH dalam Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.

4. Menjadi Intelijen

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono.

Photo :
  • VIVA/ Reza Fajri.

Pada tahun 2001 Hendropriyono diangkat sebagai Kepala Badan Intelijen (BIN) di kabinet Gotong Royong sampai tahun 2004. Hendropriyono merupakan pendiri lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul Bogor. Namun sekarang Hendropriyono menjadi pengamat terorisme dan intelijen yang selalu menjadi langganan narasumber di berbagai media jika ada kasus seperti terorisme, selain itu juga Hendropriyono selalu giat menulis artikel dan dikirim ke berbagai media cetak.

5. Membangun Museum Griya Antinarkoba

Berkunjung ke Griya Anti Narkoba Cipayung

Photo :
  • https://edorusyanto.wordpress.com/

Pada 25 Juni 2014, Hendropriyono bersama dengan Komjen Pol Purn Gories Mere dan Irjen Purn Benny Mamoto mendirikan sebuah museum yang diberi nama Griya Anti Narkoba, museum ini berlokasi di Jl Mandor Hasan No 45, Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, Tujuan dibangunnya museum ini supaya bisa mengedukasi masyarakat mengenai bahayanya narkoba.

Selain itu pengunjung bisa melihat berbagai macam jenis obat-obatan terlarang yang mengandung beberapa zat berbahaya serta dapat melihat dampak dari obat-obatan tersebut. Museum ini juga didukung oleh Asosiasi Purnawira Penegak Hukum Narkotika Indonesia (AP2HNI) dan Yayasan Wale Anti Narkoba Indonesia (YWANI), Museum ini buka setiap hari dan jam operasionalnya dari 10:00-17:00 WIB.