Sandiaga: Kolaborasi Baznas, Al-Azhar dan UMKM Bangkitkan Ekonomi

Menparekraf, Sandiaga Uno.
Sumber :
  • Dok: Evermos

VIVA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno mengatakan, dalam masa pandemi ini sangat diperlukan kolaborasi berbagai pihak dalam membangkitkan ekonomi masyarakat. Salah satu caranya yakni Pemerintah terus mendorong agar produk UMKM dapat di pasarkan saat pelaksanaan G20. 

Selain itu, menurut Sandi, Kemenparekraf juga sedang mengembangkan pariwisata halal dengan wisata religi dan sejarah. Sehingga banyak peluang yang akan dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha UMKM.

"Di bulan suci Ramadhan ini, pertama kita mendorong agar para pengusaha bisa berani mengambil risiko seperti pak Toto, yang terkena PHK berani memulai usaha sendiri," kata Sandiaga Uno saat memandu kegiatan Kajian Ekonomi Bisnis Series 3, Zakat Sebagai Instrumen Pertumbuhan Ekonomi, yang dikutip Senin 4 April 2022

Selain berani, kata Sandiaga, hal kedua adalah masyarakat harus rajin berinovasi. Ia memberikan contoh seperti ibu Mety dari Roti Unyil kini usahanya kian berkembang ke kopi. 

Konsep amati, tiru, modifikasi (ATM) mestinya juga dapat dipadukan dengan kolaborasi. Menurut Sandiaga, kolaborasi antara institusi termasuk lembaga filantropi dan kampus Islam, seperti Baznas dan Universitas Al-Azhar dengan para pelaku UMKM dapat semakin mendorong penciptaan lapangan pekerjaan dan kebangkitan ekonomi nasional.

"Ketiga adalah amanah kejujuran bagaimana kita pegang agar usaha barokah dan memberikan manfaat bagi sesama dengan konsep Islam Rahmatan Lil Alamin," kata Sandiaga

Dia menambahkan, "Keberadaan UMKM yang semakin maju dan berkembang ini kami harapkan dapat berkontribusi dalam kebangkitan ekonomi nasional dan mendorong penciptaan lapangan kerja," ujar Sandiaga Uno.

Sementara itu, Ketua Baznas Indonesia, KH Noor Achmad menyebutkan pihaknya mengapresiasi kepedulian dari Menparekraf RI Sandiaga Salahuddin Uno dalam mengingatkan masyarakat akan pentingnya zakat untuk mendorong pergerakan ekonomi bangsa.

"Zakat merupakan salah satu potensi penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apalagi masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang religius, dermawan, dan memiliki kepedulian sosial terhadap orang di sekitar yang membutuhkan bantuan," ujar Noor Achmad.

Ia mengungkapkan potensi zakat di Indonesia dari data yang disampaikan Puskes Baznas sebesar Rp 327 triliun. Jumlah itu termasuk dari zakat penghasilan, jasa, pertanian, perkebunan, peternakan dan sektor lainnya.

Pada tahun ini, Baznas menargetkan pengumpulan Zakat Infak Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lain (DSKL) secara nasional dapat mencapai Rp 26 triliun. Apabila telah tercapai Rp 26 Triliun tersebut akan akan ada 56 juta orang penerima manfaat.

Sementara itu, Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Asep Saefuddin melihat ekosistem pemberdayaan oleh Baznas dan pemerintah ini sangat baik untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.

"Konsep zakat sama dengan basis ekonomi endogen yang mengakar akan menjadi instrumen penggerak untuk percepatan pertumbuhan ekonomi," ujar Asep Saefuddin.

Universitas Al Azhar dikatakannya sebagai kampus untuk menghasilkan lulusan mahasiswa dengan keunggulan sebagai enterpreneur bukan sebagai pencari kerja.

"Saya meminta minimum 50 persen SDM lulusan kami menjadi enterpreneur untuk menggerakkan ekonomi. Untuk menyiapkan ekosistem itu kami menyiapkan market place  Al Azhar Indonesia," kata Asep.

"Sejak awal perkuliahan kami juga memberikan dasar jiwa kepemimpinan Islami dalam usaha yakni bisa menjalankan usaha demi kemaslahatan umat dan masyarakat," ujar Asep.

Baca juga: Milenial hingga Pelaku UMKM di Cirebon Dukung Sandiaga Jadi Capres