Ramadhan 2 April, Muhammadiyah Ingin Masyarakat Diedukasi Perbedaan

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1443 H atau awal dimulainya puasa tahun 2022, adalah 2 April 2022. Juga telah ditetapkan Idul Fitri dan juga Idul Adha tahun ini.

Dalam wawancara Apa Kabar Indonesia Pagi (AKI) tvOne, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti mengatakan, Muhammadiyah menggunakan metode hisab dalam menentukan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha hingga waktu-waktu salat, sudah lama. Sejak organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan.

"Jadi dalam kaitan ini sebenarnya bukan praktik yang baru di Muhammadiayah karena Muhammadiyah berpendapat bahwa penetapan awal Ramadhan dan akhir Ramadhan serta Idul Adha merupakan satu rangkaian dalam ibadah," jelas Abdul Mu'ti, Jumat 1 April 2022.

Dengan metode yang digunakan itu, maka berapapun posisi hilal jika memang perhitungan sudah masuk, maka dihitung sebagai bulan baru. Hal itu jelas Mu'ti, berdasarkan pada firman Allah di beberapa surah, seperti Surah Ar-Rahman maupun Surah Yunus.

Maka sedari awal, lanjut dia, Muhammadiyah telah memutuskan waktu-waktu untuk Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha.

"Jadi selalu kalau Muhammadiyah selalu mengumumkan hasil hisab itu three in one," katanya.

Penetapan Muhammadiyah dalam awal Ramadhan 1443 H, diprediksi akan berbeda dengan pemerintah, yang sore nanti baru akan menggelar sidang isbat. Dalam beberapa kali Ramadhan, antara pemerintah dan Muhammadiyah kerap kali memang berbeda.

Di tengah kemungkinan tahun ini akan berbeda, menurut Mu'ti bukan suatu yang baru. Ia juga berharap bahwa masyarakat diberi edukasi kenapa berbeda. Bukan pada perbedaannya saja, tetapi alasan-alasan tersebut sehingga antara Muhammadiyah dan pemerintah terjadi perbedaan penetapan 1 Ramadhan.

"Yang penting yang kita bangun bersama-sama bagaimana kita edukasi masyarakat tentang bagaimana harus hidup rukun dan bertoleransi dalam perbedaan," katanya.

Masyarakat juga menurutnya butuh literasi yang baik, untuk memahami perbedaan itu. Tidak sekedar pada wujud perbedaan dimulainya 1 Ramadhan 1443 H.

"Sehingga orang tidak melihat perbedaan dari sisi produknya tapi juga memahami dan mempelajari sebagai terjadi perbedaan dan mengetahui menyikapi," katanya.

Di forum yang sama, peneliti astronomi BRIN Thomas Djamaluddin menjelaskan, kemungkinan posisi bulan memang terlihat belum sampai 2 derajat. Sedangkan aturan terbaru yang menurutnya juga diterapkan beberapa negara seperti Brunei, Malaysia, Singapura dan Indonesia sendiri, adalah 3 derajat.

Maka dengan posisi yang sangat rendah tersebut, hasil hisab kemungkinan pemerintah mengumumkan 1 Ramadhan 1443 H jatuh pada 3 April 2022.

"Maka diprakirakan tidak mungkin hilal terlihat magrib nanti sehingga diperkirakan awal Ramadhan 3 April," katanya.