Jokowi Marah, Pulpen dan Buku Tulis Impor: Apa-Apaan Ini?

Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo meluapkan rasa kesal dan marahnya, melihat banyaknya kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan juga BUMN, yang untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya melakukan impor. Padahal bisa diperoleh dari dalam negeri.

Jika yang diimpor itu barang dan jasa yang tidak ada di Indonesia, masih dapat dimaklumi. Namun ini untuk suatu barang yang sebenarnya sepele saja, bisa diperoleh dengan mudah di dalam negeri, malah mengambil dari impor.

Jokowi mencontohkan seperti pengadaan Closed Circuit Television atau CCTV. Menurutnya itu sudah ada buatan lokal, tetapi masih saja ada instansi yang membeli impor. Ada juga seragam aparat, banyak produsen di Indonesia yang mampu menyediakannya namun tetap saja ada instansi yang membeli melalui impor.

"Coba CCTV beli impor, di dalam negeri ada yang bisa produksi. Apa-apaan ini? Dipikir kita bukan negara yang maju? Buat CCTV saja beli impor. Seragam dan sepatu tentara dan polisi beli dari luar. Kita ini produksi di mana-mana bisa, jangan diterus-teruskan," kata Jokowi, Jumat 25 Maret 2022

Jokowi juga sempat berkunjung ke salah satu daerah di Indonesia. Pada saat menanam jagung, Jokowi masih melihat adanya penggunaan alat dan mesin pertanian yang produk impor.

"Saya kemarin dari Atambua, menanam jagung saya lihat ada traktor, ada alsintan, saya lihat waduh nggak boleh pak menteri, nggak boleh. Pensil, kertas, saya cek, impor. Bolpoin. Ini apa?," ujar Jokowi.

Bahkan yang lebih mengherankan Jokowi, pengadaan pulpen dan juga buku tulis ada yang masih menggunakan impor. Cara kerja seperti ini membuatnya tak habis pikir.

"Buku tulis impor, wah. Jangan ini diteruskan, stop, sehingga melompat nanti kalau kita semua membeli semua produk dalam negeri meloncat pertumbuhan ekonomi kita," tegas mantan Gubernur DKI itu.

Jokowi menargetkan penggunaan APBN untuk membeli produk lokal, bisa mencapai Rp400 triliun pada akhir tahun ini. "Ini target nanti di akhir syukur bisa sebelum Mei yang Rp400 triliun itu bisa tercapai. ini akan sangat bagus sekali dampaknya akan ke mana-mana," jelasnya.