Ridwan Kamil Kritik Milenial: Generasi Rebahan, Enggak Mau Keringetan

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Gubernur Ridwan Kamil mengkritik etos dan perilaku sebagian kalangan muda milenial di Jawa Barat yang enggan bekerja keras tetapi ingin menjalani hidup enak dan bergelimang kekayaan.

Ridwan mengatakan itu setelah mengevaluasi salah satu program andalannya untuk kalangan muda di Jawa Barat, yakni Petani Milenial 4.0, yang diluncurkan pada Maret 2021. Waktu program pertanian berbasis teknologi digital itu kali pertama diperkenalkan, katanya, ribuan orang mendaftar. Sebab program itu memberikan iming-iming "tinggal di desa tetapi rezeki kota".

Sayangnya, kata dia dalam wawancara khusus dengan The Interview di Bandung pada Jumat, 11 Maret 2022, tidak banyak yang bersedia menjalani prosesnya sehingga berguguran di tengah jalan: semula ada 8.000-an orang mendaftar sebagai peserta dan sekarang tersisa hanya 1.200-1.300 orang.

"Banyak yang berguguran: yang generasi rebahan--enggak mau keringetan. Maaf, ya," katanya.

Petani Milenial 4.0 itu, katanya, memang dirancang untuk meminimalkan kerja fisik dengan memanfaatkan teknologi digital tetapi pendapatan berlipat ganda; bekerja di perdesaan tetapi pendapatan setara pekerja di perkotaan. Tetapi, katanya menekankan, "tetap ada keringat (baca: kerja keras). Dan yang namanya pangan, [prosesnya] butuh berbulan-bulan".

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Masalah lain dari program itu, terutama setelah dievaluasi, kata Ridwan, ternyata tidak banyak peserta yang bersedia tinggal di desa, meski telah diiming-imingi berpenghasilan setara pekerja di kota.

"Nah, di antara yang 8.000 pendaftar itu, pas dicek, hampir setengahnya kolonial (bukan milenial alias kalangan tua). Dia enggak baca definisi milenial," ujarnya.

Program itu, menurutnya, bukan untuk mendiskriminasi kalangan yang non-milenial, melainkan memberikan kesempatan khusus kepada generasi muda untuk berkontribusi pada pembangunan daerah. Lagi pula, sektor pertanian dan perkebunan akhir-akhir ini, akibat pandemi COVID-19, makin diminati masyarakat terutama generasi muda.