Ganjar ke IKN Bawa Tanah dan Air dari Gunung-Gunung di Jawa Tengah

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Balikpapan, Kalimantan Timur
Sumber :
  • tvOne/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang 33 Gubernur dari seluruh Indonesia ke lokasi calon pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. Jokowi juga meminta mereka membawa tanah dan air dari daerah masing-masing untuk disatukan di lokasi IKN.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun datang ke lo?asi IKN dengan membawa tanah dan air yang disebutnya dari puser Jawa. Tak main-main dua benda tersebut diambil dari sejumlah gunung yang sebelumnya sudah dikonsultasikan kepada para sesepuh Jawa.

"Jawa Tengah itu ada beberapa lokasi yang dikenal sebagai puser bumi. Jadi pusatnya bumi itu ada di Jawa Tengah, lokasi yang jadi pusat kebudayaan, ada peninggalan leluhur dan lainnya. Ya orang tua kan lebih paham, makanya kemudian tanah dan air dari lokasi itulah yang saya bawa," jelas Ganjar saat tiba di Balikpapan.

Menurutnya, permintaan presiden kepada 33 gubernur membawa tanah dan air ke IKN penuh makna karena merupakan simbol persatuan dan kesatuan.

"Saya yakin betul karena pak Jokowi banyak filosofi, maka ia meminta berkumpullah seluruh gubernur membawa tanah air. Ada persatuan, ada kontribusi secara visual," ungkapnya.

Ia menambahkan, IKN bukan hanya proyek orang perorang, pejabat atau mereka yang ada di pusat pemerintahan. Namun dengan dimintanya gubernur datang membawa tanah dan air ke IKN, menunjukkan IKN adalah proyek bersama bangsa.

"Hari ini 33 gubernur datang, membawa pesan kebersamaan untuk membangun IKN. Ini kultural, semua daerah pasti punya sendiri-sendiri. Ada nilai-nilai luhur yang bisa dilakukan. Kita boleh bicara modern, kekinian dengan referensi buku-buku baru. Tapi kita mesti punya kepribadian dalam kebudayaan," tegasnya.

Bahkan lanjut dia, nilai-nilai ini tidak hanya dimiliki bangsa Indonesia. Di Jepang, jika ada pembangunan apapun pasti ada ritual dan upacara seperti laiknya di Indonesia. 

"Kalau orang Jawa mau buat rumah, di atasnya ada pisang, beras, bendera merah putih. Itu tradisi. Di Jepang juga sama, mau buat bendungan, buat gedung itu ada ritual dan upacaranya. Jadi nggak usah mikir soal apakah ini klenik atau tidak, ini soal kultural dalam bingkai persatuan. Mudah-mudahan ini menjadi spirit Keindonesiaan kita," ucapnya," kata Ganjar.

Laporan Teguh Joko Sutrisno/tvOne Semarang

Baca juga: Jokowi Lakukan Penyatuan Tanah dan Air Nusantara di Titik Nol IKN