Anak-Anak Korban Gempa Pasaman Sumbar Butuh Nutrisi dan Trauma Healing
- VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah (Padang)
VIVA – Korban gempa 6,2 magnitudo di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat saat ini membutuhkan bantuan. Mulai obat-obatan, makanan, hingga penanganan medis jadi kebutuhan masyarakat korban gempa.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumatera Barat, Finny Fitry Yani mengatakan, lebih dari 50 balita dan 100 anak yang bersekolah di Desa Kajai, terdampak gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo tersebut. Data tersebut belum termasuk lokasi lain yang tidak terdata.
Menurut Finny, kebutuhan yang sangat mendesak untuk anak-anak yaitu penanganan medis dan trauma healing. Selain itu, perlu juga obat-obatan dan makanan siap saji.
“Data sementara kita, ada lebih dari 150 anak-anak yang terdampak. Bayi dan Balita memerlukan perhatian khusus, karena membutuhkan nutrisi atau makanan yang bergizi tinggi, untuk menghadapi kondisi darurat saat ini," kata Finny, Sabtu, 26 Februari 2022.
Dia menyampaikan IDAI Sumatra Barat juga sudah mengirim tim dokter anak untuk memberikan bantuan pelayanan kesehatan. Bantuan itu sudah dilakukan sejak hari pertama. Titik pelayanan yang diberikan antara lain ada di RSUD Simpang Empat.
Menurut dia, di RSUD Simpat Empat ini, ada anak-anak yang luka dan dirawat lantaran sakit demam serta diare. Lalu, ada di Rumah Sakit Yarsi Ibnu Sina. Di rumah sakit itu, terdapat anak-anak mengalami luka ringan dan demam, pneumonia dan kejang.
"Di lokasi ini, terdapat balita dan ratusan anak yang belum tersentuh bantuan. Umumnya, memerlukan makanan siap saji dengan kandungan gizi tinggi serta dan tenda darurat" ujar Finny.
Tenda Darurat dan Ramah Anak
Kesehatan anak-anak korban gempa masih rentan terutama di masa pandemi COVID-19. Menurut Finny, IDAI Sumatera Barat juga memberikan layanan kesehatan, juga mengedukasi dan membantu aktivitas tenda darurat sehat serta ramah anak.
“Tenda darurat sehat dan ramah anak sebagai antisipasi mencegah penularan penyakit dari dewasa ke anak," kata Finny.
Pun, ia bilang untuk balita, IDAI Sumbar tetap merekomendasikan pemberian ASI. Kata dia, tidak boleh ASI diganti dengan susu formula.
“Edukasi mitigasi pencegahan COVID-19, ISPA dan diare selama mengungsi juga kita lakukan. Termasuk prokes untuk cegah penularan COVID-19,” ujarnya.