Konsumennya "Dicovidkan" lalu Isoman, Ini Penjelasan Kalgen Innolab

Ilustrasi swab test/PCR/Antigen.
Sumber :
  • Pixabay/neelam279

VIVA – Fenomena pelanggan tes lab bagai “dicovidkan” terjadi lagi. Kali ini disebut karena kesalahan input data hasil tes COVID-19 yang melibatkan perusahaan tes antigen dan PCR, Kalgen Innolab dengan metode pemeriksaan mandiri dengan layanan tanpa turun (lantatur) atau drive thru. Insiden ini terjadi di Jakarta.

Beredar di media sosial dengan isi percakapan pesan singkat yang diduga terjadi antara petugas dari Kalgen Innolab dengan salah satu konsumen yang menyampaikan keluhan di kawasan Pegadungan, Jakarta Barat.

Diketahui dari percakapan tersebut, pihak Kalgen Innolab memohon maaf karena adanya revisi hasil pemeriksaan sebelumnya. Pesan tersebut juga disertai sebuah lampiran yang diduga hasil tes pemeriksaan COVID-19.

Pesan tersebut pun dibalas dengan emotikon geram oleh pasien yang dinyatakan positif COVID dan merasa sudah amat dirugikan. Pasalnya hal itu membuat dia berujung pada perawatan COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah. 

Mengenai adanya kesalahan ini, Direktur Kalgen Innolab, Henry Sukardi mengatakan bahwa adanya perbedaan hasil pemeriksaan sampel konsumen tersebut dengan yang tercatat adalah murni disebabkan kelalaian petugas laboratorium.

"Kalgen Innolab memiliki prosedur pemeriksaan yang baku dan diterapkan dengan ketat sehingga perbedaan hasil pemeriksaan sample customer tersebut murni disebabkan oleh kelalaian petugas laboratorium," ujar Henry dikonfirmasi, Jumat 4 Februari 2022.

Dalam kasus ini juga Henry mengatakan petugas Innolab yang lalai kini telah diberikan sanksi. Pihaknya telah bergerak cepat dalam menindaklanjuti komunikasi dengan konsumen tersebut.

"Kejadian ini ditemukan dengan cepat oleh tim quality control Kalgen Innolab dan segera ditindaklanjuti dengan komunikasi kepada customer tersebut," ujarnya.

Dalam komunikasinya, Henry katakan konsumen tersebut telah memahami permasalahan tersebut dan menerimanya.

"Customer yang bersangkutan dapat memahami dan menerima kejadian ini," ujarnya.

Sementara itu Henry belum mengonfirmasi dengan rinci kronologi dan penyebab petugas melakukan kelalaian dalam informasi hasil tes COVID-19 itu.

Sebelumnya kejadian yang mirip juga terjadi pada layanan lantatur Bumame Farmasi di SCBD, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Kamis 3 Februari 2022 kemarin. Bahkan untuk kasus ini, pelanggan mereka belum menjalani tes namun menerima hasil tes positif.

Sebuah video rekaman menampilkan aksi seorang perempuan melakukan protes ke Bumame Farmasi setelah ia mendapatkan hasil swab PCR dengan hasil positif COVID-19.

Kepada karyawan Bumame, perempuan itu mengaku belum melakukan swab PCR. Bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan hasil positif. Belakangan Bumame Farmasi kemudian sudah menyampaikan permohonan resmi atas hal tersebut.