Angka Kemiskinan di Jatim Turun, Begini Strategi Gubernur Khofifah
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu mencatat penurunan angka kemiskinan di Jawa Timur atau Jatim hingga mencapai 313 ribu jiwa. Pencapaian Jatim meninggalkan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan keberkahan mulai turun di provinsi yang dipimpinnya. Sejak tiga tahun sebagai Gubernur Jatim, penurunan angka kemiskinan Jatim tertinggi se-Indonesia sepanjang periode Maret hingga September 2021.
Untuk diketahui, BPS mencatat penurunan angka kemiskinan di Jatim pada periode tersebut mencapai 313,13 ribu jiwa. Itu mengoreksi kemiskinan dari 4,57 juta jiwa (11,40 persen) jadi 4,25 juta jiwa (10,59 persen).
Prestasi Jatim itu secara nasional berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan nasional sebesar 30,13 persen. Namun, yang jadi catatan khusus, torehan ini dicapai saat pandemi COVID-19 masih melanda Indonesia, tak terkecuali Jatim.
Khofifah menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan untuk percepatan pengentasan kemiskinan di Jatim. Dia mengatakan hal ini juga hasil kerja sama dengan banyak pihak.
"Jatim mengoptimalkan berbagai program perlindungan sosial dan berbagai bansos dari pemerintah pusat, kerja keras dari para bupati, lembaga keuangan dan dunia usaha," kata Khofifah, dalam keterangannya yang dikutip pada Selasa, 25 Januari 2022.
Khofifah merincikan berbagai program di eranya sebagai gubernur untuk pengentasan kemiskinan. Program itu antara lain Jatim Puspa, Desa Berdaya, Bantuan Lansung Tunai, Sertifikat Gratis (PTSL), elektrifikasi, Santunan Kematian COVID-19, hingga paket sembako.
“Alhamdulillah, semua berdampak positif terhadap percepatan pemulihan ekonomi dan penurunan kemiskinan,” katanya.
Dia mencontohkan untuk program Jatim Puspa atau Pemberdayaan Usaha Perempuan dialokasikan anggaran Rp15,606 miliar untuk stimulan modal usaha produktif senilai Rp2,5 juta per keluarga penerima manfaat.
Menurut dia, program ini sudah menjangkau 5.294 kader pemberdayaan masyarakat (KPM) di 175 Desa pada 30 kabupaten/kota se-Jatim.
"Sedangkan, Desa Berdaya diberikan sebagai reward kepada desa yang telah mampu meningkatkan kapasitasnya menjadi Desa Mandiri. Masing-masing Desa Mandiri mendapatkan reward sebesar Rp100 juta untuk 151 Desa Mandiri di 24 kabupaten dan Kota Batu," tutur eks Menteri Sosial tersebut.