Sejarah PDI Perjuangan yang Berdiri pada 10 Januari 1973

Searah PDI-P
Sumber :
  • PDI Perjuangan

VIVA – Hari ini, 10 Januari 2022, menandai hari jadi ke-49 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sejarah PDI diawali dengan penggabungan atau peleburan lima partai politik yaitu PNI, Parkindo, Partai Katolik, Murba dan IPKI. 

Kelima partai  ini memiliki latar belakang, landasan sosial, ideologi, dan sejarah perkembangan yang berbeda. Peleburan lima parpol itu terjadi pada 10 Januari 1973, yang kini diperingati sebagai hari jadi PDI Perjuangan.

Musyawarah nasional PDI pertama terjadi pada tanggal 20-24 September 1973 dan terjadi perpecahan internal. Pada saat itu Pemerintahan Soeharto dalam era Orde Baru-nya sangat mengawasi gerakan PDI sebagai parpol. 

Konflik internal yang diduga diciptakan oleh rezim Orde Baru berlanjut pada Kongres PDI ke-4 di Medan, Sumatera Utara pada 21-25 Juli 1993.

Pada Kongres Keempat, PDI memilih Sorjadi sebagai Ketua Umum DPP PDI. Namun, kekacauan terjadi karena demonstrasi yang dipimpin oleh Jacob Nuwa Wea mampu menerobos ke Distrik Kongres.

Pasca kejadian itu, Megawati Soekarnoputri berani mencalonkan diri sebagai presiden PDI secara tegas.

Terakhir, dalam Sidang Umum Luar Biasa (KLB) yang diadakan di Surabaya, Jawa Timur pada 2-6 Desember 1993, Megawati diumumkan sebagai ketua de facto DPP PDI periode 1993-1998.

Namun, Kelompok Fatima Ahmad yang didukung pemerintah tetap menggelar Kongres PDI di Medan pada 22-23 Juni 1996.

Massa PDI-P yang mendukung Megawati juga berdemonstrasi pada 20 Juni 1996, yang berujung bentrokan dengan aparat keamanan.

Kemudian, untuk memperkuat posisi Megawati sebagai Ketua Umum PDI, para pendukungnya menggelar forum demokrasi pada 27 Juli 1996 di halaman kantor DPP PDI Jalan Diponegoro, Jakarta.

Namun, kantor DPP PDI tiba-tiba diserang ratusan kaos merah yang hendak mengambil alih kantor tersebut. Peristiwa ini menimbulkan banyak korban yang dikenal dengan sebutan kuda tuli.

Megawati terpilih kembali sebagai Ketua PDI-P atau PDIP,   pada 8-10 Oktober 1998 di Bali setelah insiden kuda tuli.

Singkat cerita, kini PDIP adalah partai yang berkuasa dari oposisi pemerintah yang sebelumnya. Sikap oposisi PDIP tercermin dari 2004 hingga 2014. Pada pemilihan umum 2014, PDIP mengusung Jokowi sebagai calon presidennya.

Alhasil, perolehan suara PDIP melonjak dari 14,03% atau 95 kursi di DPR RI pada Pemilu 2009 menjadi 18,95% atau 109 kursi di DPR RI pada Pemilu 2014.

Jokowi pun akhirnya menjadi Presiden Republik Indonesia dari PDI-P pada periode 2014-2019 dan melanjutkan untuk masa jabatan kedua dari 2019-2024.

Itulah sejarah PDI-P yang muncul dari rahim Orde Baru pada 10 Januari 1973 dan hari jadi PDI-P ke-49 menjadi partai  penguasa di era Presiden Joko Widodo.