Omicron Sulit Terbendung, DPR Minta Pemerintah Fokus ke Faskes
- Istimewa.
VIVA - Wakil Ketua Komisi IX DPR, Charles Honoris, menuturkan jumlah kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia terus meningkat setiap harinya. Menurutnya, virus tersebut akan sulit terbendung mengingat tingkat penularan varian ini memang sangat tinggi.
"Bahkan sejumlah epidemolog memprediksi penularan Omciron di Indonesia bisa tembus 300 ribu kasus per hari," kata Charles saat dihubungi wartawan, Minggu, 9 Januari 2022.
Masyarakat Tidak Perlu Panik
Namun demikian, lanjut dia, masyarakat tidak perlu panik, karena seperti terjadi di banyak negara yang lebih dulu dilanda Omicron, kematian akibat varian ini sangat minim dan jarang menimbulkan gejala berat. Bahkan di Inggris, pasien Omicron bisa sembuh dalam waktu 3-5 hari, sebab menurut banyak ahli medis varian ini hanya berdampak pada saluran pernapasan bagian atas, tidak sampai ke paru-paru.
"Gejala ringan ini juga yang kebanyakan dialami ratusan pasien Omicron yang sedang menjalani karantina di sejumlah tempat di Jakarta," ujar politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut.
Tidak Fokus pada Angka Penularan
Waketum Kadin Bidang Kesehatan menuturkan dalam penanggulangan Omicron, pemerintah hendaknya tidak lagi terlalu fokus pada angka penularan, tetapi pada sistem layanan kesehatan. Pemerintah harus memastikan tempat tidur, alat kesehatan dan obat-obatan selalu tersedia, jumlah tenaga medis memadai, sehingga kalau ada sebagian pasien (komorbid) yang mengalami perburukan bisa tertangani dengan baik, dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
"Ke depan penetapan level PPKM hendaknya tidak lagi menggunakan parameter angka penularan, tetapi pada indikator layanan kesehatan, seperti Bed Occupancy Rate (BOR). Semakin tinggi BOR faskes di suatu wilayah, semakin tinggi level PPKM-nya. Begitu juga sebaliknya," katanya.
Tegakkan Protokol Kesehatan
Di sisi lain, dia mengingatkan bahwa masyarakat juga harus tetap menegakkan protokol kesehatan untuk tetap memperlambat laju penularan, dan juga menekan angka BOR, sehingga aktivitas sosial ekonomi di wilayahnya juga tetap bisa berjalan.
"Tidak sedikit pakar kesehatan yang memprediksi bahwa varian Omicron ini adalah pintu memasuki fase endami dan merupakan awal dari akhir pandemi Covid-19. Semoga," tuturnya.