Syafruddin: Museum Sejarah Rasulullah di RI Dibangun Lebih Luas
- Istimewa
VIVA – Ketua Yayasan Museum Nabi Muhammad SAW sekaligus Ketua Dewan Pembina Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW, Komjen Pol (Purn) Syafruddin, menerima undangan khusus dari Liga Muslim Dunia (LMD) dan Yayasan Assalam. Undangan tersebut untuk mengunjungi Museum Sejarah Nabi Muhammad SAW, di pelataran Masjid Nabawi, Madinah, Saudi Arabia.
"Museum ini merupakan cerminan dari kehidupan Nabi Muhammad saw dan titik awal peradaban Islam yang sekarang telah menyebar di berbagai penjuru dunia," kata Syafruddin dalam keterangannya, Rabu 5 Januari 2022.
Dalam museum itu, terdapat tampilan layar digital yang menarik dan menceritakan sejarah perjalanan hidup dan perjalanan dakwah Nabi Muhammad saw. Artefak yang ditampilkan dalam museum tersebut juga berwujud multidimensi yang tampak seperti nyata.
Syafruddin menjelaskan, di dalam museum banyak ruangan yang menampilkan sejarah peperangan zaman Rasulullah. "Museum ini menampilkan puluhan lukisan dan instalasi seni interaktif yang tersedia dalam sejumlah bahasa. Namun saat ini baru tersedia tujuh bahasa yakni Arab, Inggris, Spanyol, Urdu, Prancis, Turki, dan Indonesia," ujarnya.
Dari museum ini juga, kata Syafruddin, umat muslim dapat mengetahui sejarah panjang perjalanan Nabi Muhammad semasa hidupnya. Semua dikemas dengan tampilan yang sangat realistis.
"Kita dapat mengetahui sejarah panjang serta tingkah laku Rasulullah semasa hidupnya. Tampilan yang disuguhkan seolah-olah kita terbawa dalam kehidupan Rasulullah yang nyata dalam penglihatan kita," kata Syafruddin, yang juga Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Dalam kesempatan tersebut Syafruddin menjelaskan, Museum Sejarah Rasullullah akan dibangun di Indonesia.
"Ini akan menjadi museum peradaban Islam pertama di dunia selain di Saudi Arabia. Bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada Rasulullah. Lokasinya di Jakarta sangat strategis. Bahkan akan lebih luas dibandingkan dengan yang ada di Madinah," ujarnya.