Ridwan Kamil 'Baper' saat Kunjungi Museum Tsunami Hasil Rancangannya

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkunjung ke Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh pada Sabtu, 25 Desember 2021.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berkunjung ke Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh pada Sabtu, 25 Desember 2021, yang dia manfaatkan juga untuk bernostalgia dengan bangunan yang didesainnya beberapa tahun lalu. Dia berkeliling untuk melihat isi dalam museum sekalian merekam video pribadi.

Dia mengaku kali terakhir mengunjungi Museum Tsunami Aceh pada 2017. Namun ia juga mengapresiasi pengelola yang menjaga museum itu tetap rapi dan bersih hingga kini. “Kalau saya lihat ini perawatannya sangat baik semenjak peralihan dari Pemerintah Pusat ke Dinas Pariwisata Aceh,” katanya.

Ia menegaskan fungsi museum ini sebenarnya sebagai gedung penyelamatan jika terjadi bencana dan, karena itu, bahan atap museum itu menggunakan beton yang mampu menampung ribuan orang.

Sebagai seorang arsitek, kenang Ridwan, Museum Tsunami menjadi salah satu bangunan paling berkesan yang pernah dia rancang. “Ini salah satu bangunan terpenting dalam sejarah Tsunami Aceh dan juga yang terpenting dalam pribadi saya sebagai arsitek,” ujarnya.

Ia berharap pengelola Museum Tsunami Aceh tetap merawat bangunan itu dengan baik agar wisatawan yang berkunjung ke museum itu bisa nyaman.

Selain berkunjung ke Museum Tsunami Aceh, Ridwan Kamil juga dijadwalkan menghadiri peringatan 17 tahun Tsunami Aceh pada Minggu, 26 Desember 2021.

Filosofi rancangan

Museum Tsunami dirancang untuk memperingati musibah bencana alam tsunami pada tahun 2004. Desainnya, yang dirancang oleh Ridwan Kamil, memenangi sayembara tingkat internasional pada 2007. Bangunan itu berkonsep rumoh Aceh dan on escape hill dan sebagai referensi utamanya nilai-nilai Islam, budaya lokal, dan abstraksi tsunami.

Museum Tsunami 3

Photo :
  • Zulkarnaini Muchtar

Museum itu merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 meter persegi yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi--untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami.

Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.

Bagian rooftop bangunan Museum Tsunami Aceh pun dirancang sebagai escape roof, yakni area evakuasi jika terjadi bencana banjir atau tsunami di kemudian hari.

Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.

Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini pada masa depan, termasuk "bukit pengungsian" bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.