Gus Yahya Blak-blakan soal Dukungan Menag Yaqut di Muktamar NU

Gus Yahya Cholil Staquf
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memantapkan hati untuk maju dalam pencalonan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamar NU ke-34 di Lampung, 22-23 Desember 2021. Jauh sebelum itu, Gus Yahya mengaku sudah mengantongi restu dari para ulama sepuh NU, termasuk pamannya KH Mustofa Bisri atau Gus Mus.

"Ayah saya sudah wafat, dan sekarang paman saya KH Mustofa Bisri yang menggantikan ayah saya. Saya tidak pernah melakukan keputusan apapun, atau melakukan apapun tanpa izin, perintah Beliau.  Saya bahkan menerima ini (pencalonan Ketum PBNU) sebagai perintah," kata Gus Yahya dalam perbincangan dengan VIVA beberapa waktu lalu. 

Termasuk ketika disinggung soal dukungan adiknya, Gus Yaqut Cholil Qoumas, yang kini menjabat Menteri Agama RI, mantan Anggota Wantimpres ini mengaku tidak ada yang spesial, semua berjalan alamiah tanpa ada preferensi apapun. Ia malah mempertanyakan posisi Yaqut dalam Muktamar NU nanti yang dinilainya tumpang tindih. 
 
"Karena Yaqut disamping Menteri Agama juga masih Ketua Umum GP Ansor. Ketua Umum GP Ansor itu peserta muktamar. Nah menurut saya sih, terlepas dari preferensi pribadi, wong adik saya, kalau dia dukung saya masa sih enggak maklum? Tapi selebihnya soal alami saja, karena saya juga bicara dengan semua orang, semua cabang. Alami artinnya ya kalau mereka setuju dengan saya mereka mendukung kalau tidak ya tidak," ujarnya

Lebih jauh, Gus Yahya menegaskan tidak ada arahan khusus apalagi melibatkan Gus Yaqut dalam pencalonannya di Muktamar NU Lampung. "Saya kira dia mengerti apa yang pantas dan tidak pantas dia lakukan, sudah dewasa masa enggak ngerti," tegasnya

Seperti diketahui, Panitia Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama mengumumkan jadwal Muktamar Ke-34 NU di Lampung maju. Semula perhelatan musyawarah tertinggi NU ini digelar pada 23-25 Desember 2021, diubah menjadi tanggal 22-23 Desember 2021. 

Ketua Panitia Pelaksana Muktamar Ke-34 NU KH M Imam Aziz menegaskan, bahwa hal tersebut menyesuaikan keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) atas surat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Markas Besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan dari Menteri Koordinator Perekonomian dan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Airlangga Hartarto. 

Panitia sudah menyiapkan jadwal pemajuan itu sehingga secara teknis penyelenggaraan tidak ada masalah. 

"Jadi, sudah menyesuaikan diri dengan keputusan PBNU dan siap melaksanakan keputusan terakhir dari PBNU dengan menyelengarakan Muktamar mulai 22 Desember untuk pembukaan, dan penutupannya 24 pagi secara sederhana," ujar Imam Aziz dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 17 Desember 2021. 

Setelah itu, lanjut Imam, peserta akan kembali ke daerah masing-masing setelah melakukan tes usap antigen atau PCR. "Sebelumnya sudah dilakukan swab antigen atau PCR oleh panitia," katanya.  
Rekomendasi BNPB itu, jelasnya, agar tidak bersamaan dengan penerapan masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dimulai tanggal 24 Desember 2021. "Supaya tidak beririsan dengan masa PPKM yang dimulai pada tanggal 24 (Desember)," ujarnya.