Bio Farma Temukan Jurus Baru Atasi Omicron pada Akhir Tahun

Bio Farma kirim 15,2 juta vaksin ke 34 provinsi selama agustus
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Kekhawatiran potensi gelombang ketiga pandemi COVID-19 di Indonesia karena varian baru Omicron (B1.1.529) mendorong pemerintah untuk mengambil langkah antisipatif menjelang masa libur Natal dan Tahun Baru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan Omicron sebagai “variant of concern” pada akhir November setelah terdeteksi di Afrika Selatan. 

WHO masih meneliti mutasi varian Omicron dan mendorong terus dilakukannya pengambilan sampel dengan menggunakan metode PCR yang merupakan gold standard dalam deteksi virus.

CEO dan co-founder Nusantics Sharlini Eriza Putri menekankan pentingnya menggunakan alat uji yang dapat mendeteksi varian Omicron sebagai upaya testing and tracing. “Alat uji yang tepat dan akurat akan memberikan data yang diperlukan oleh masyarakat dan pemerintah sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien untuk menekan penyebaran virus COVID-19, khususnya varian Omicron ini,” kata Sharlini, Selasa, 7 November 2021.

Mutasi merupakan sifat alami dari virus, sehingga penting bagi masyarakat untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya untuk mencegah penyebaran varian Omicron dan varian-varian lainnya. Testing and tracing atau pengujian dan pelacakan, merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah penyebaran dan mutasi lebih lanjut.

Nusantics, bekerja sama dengan PT Bio Farma, mengeluarkan mBioCoV-19, alat uji PCR yang dapat mendeteksi varian Omicron dalam sampel swab maupun sampel kumur. Hal ini berdasarkan data pengujian in silico terhadap 141 data sampel dari GISAID yang dilakukan oleh Nusantics dengan menggunakan mBioCoV-19.

Teknologi Nusantics dapat memprediksi arah mutasi COVID-19 menggunakan helicase dan RdRp sebagai target gene, sehingga memberikan akurasi yang sangat tinggi. “Helicase dan RdRp merupakan gen target inti dari virus SARS-CoV-2 yang membawa informasi tentang enzim penting dalam replikasi virus, sehingga meskipun virus tersebut bermutasi, dengan menguji gen target helicase dan RdRp, akan diperoleh data-data RT-PCR yang akurat terkait variant virus,” kata Co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) Nusantics, Revata Utama.

Penting untuk diketahui bahwa tidak semua alat uji COVID-19 yang berada di pasaran kini dapat mendeteksi seluruh varian COVID-19. Hal itu karena banyaknya mutasi di daerah gen target seperti gen Nucleocapsid (N) dan gen Spike (S), yang dapat mengurangi sensitivitas dari alat uji Covid-19.

“Kemampuan riset dan teknologi untuk memprediksi mutasi virus yang digunakan cukup advanced, sehingga tidak semua perusahaan R&D memiliki kemampuan untuk mendesain dan memproduksi alat uji yang dapat mendeteksi keseluruhan varian virus yang ada dan yang akan datang,” kata Revata.

Tervalidasi dan akurat

Direktur UtamaBio Farma Honesty Basyir menambahkan, mBiocov-19 memiliki keunggulan dalam mendeteksi varian-varian COVID-19. ”Tidak semua testing dapat mendeteksi mutasi secara spesifik. mBioCov-19 sudah tervalidasi memiliki desain akurat yang mampu mendeteksi berbagai mutasi dan yang terakhir, seratus persen dapat mendeteksi varian Omicron,” ujarnya.

Ilustrasi swab test/PCR/Antigen.

Photo :
  • Pixabay/neelam279

Honesty mengimbau masyarakat Indonesia tidak lengah di ujung pandemi ini. “Di belahan Bumi bagian Utara yang mulai memasuki musim dingin, Omicron sudah mulai menjadi ancaman utama. Saat ini Indonesia berada dalam situasi yang jauh lebih baik. Tugas kita bersama adalah untuk terus menjaga situasi agar kondusif, dan bahkan membaik. Jangan sampai karena lengah testing, jerih payah kita yang sudah sukses mengatasi variant Delta kemarin sia-sia. Tidak semua testing dapat mendeteksi mutasi secara spesifik,” katanya.

Pernyataan itu sekaligus untuk menjawab pertanyaan publik mengenai ketersediaan alat uji PCR di dalam negeri yang dapat mendeteksi varian Omicron. “Saya menegaskan bahwa Indonesia memiliki alat uji PCR yang dapat mendeteksi varian-varian mutasi virus COVID-19, termasuk varian Omicron,” ujarnya.

Kerja sama Nusantics dengan Bio Farma dimulai sejak awal pandemi COVID-19 pada tahun 2020. Pada Mei, Bio Farma dan Nusantics meluncurkan BioCoV-19 generasi pertama, disusul dengan mBio-Cov-19 generasi kedua pada September 2020. Alat uji PCR itu dapat mendeteksi varian COVID-19, termasuk varian Delta dan Omicron dalam sampel swab.

Pada Juni 2021, Bio Farma dan Nusantics meluncurkan BioSaliva yang menggunakan metoda kumur, sehingga nyaman dan aman bagi anak-anak dan lansia. Sama seperti alat uji PCR dengan metode swab nasal dan nasofaring, BioSaliva juga dapat mendeteksi varian COVID-19, termasuk varian Delta dan Omicron. Hingga kini, Bio Farma telah mendistribusikan lebih dari 5 juta kit mBioCov-19 dan BioSaliva.