Peradangan Saraf Mata Penyebab Joko Buta usai Divaksin AstraZeneca

Manajemen RS Saiful Anwar Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, 7 Desember 2021, menyampaikan keterangan pers tentang hasil diagnosis terhadap pemuda warga kota itu, Joko Santoso, yang mengalami kebutaan pasca disuntik vaksin Astrazeneca.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Manajemen RS Saiful Anwar Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, 7 Desember 2021, menyampaikan keterangan pers tentang hasil diagnosis terhadap pemuda warga kota itu, Joko Santoso (38 tahun), yang mengalami kebutaan usai disuntik vaksin Astrazeneca. Joko mengalami gangguan penglihatan akibat peradangan saraf mata.

"Masih butuh bukti kuat bahwa vaksin menjadi penyebab turunnya penglihatan karena vaksin. Dari pemeriksaan yang kami lakukan, didapatkan diagnosis terjadinya keradangan saraf mata pada pasien," kata konsultan spesialis mata RS Saiful Anwar dr Wino Vrieda Sp M.

Ada beberapa faktor penyebab peradangan saraf mata, katanya, di antaranya idiofatic atau penyebab yang tidak bisa diketahui. Juga bisa disebabkan oleh proses inflamasi, proses peradangan, infeksi atau penyebab lain yang akhirnya menurunkan fungsi mata dan secara anatomi mengubah struktur saraf mata.

Berdasarkan hasil pemeriksaan perbaikan pada 26 November 2021, Wino menjelaskan, fungsi penglihatan Joko membaik secara signifikan dan saraf secara keseluruhan hampri berfungsi normal lagi.

RS Saiful Anwar di Kota Malang

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya

Dia mengklaim, fungsi penglihatan Joko sekarang pulih mencapai 90 persen, sedangkan khusus pengelihatan warna masih ada gangguan. Normalnya, katanya, dalam kasus ini, pasien bisa sembuh dalam tempo enam bulan. Karena itu, tim dokter menyarankan Joko untuk memeriksakan secara berkala kepada dokter agar perkembangan fungsi penglihatannya dapat diketahui.

Joko mengikuti program vaksinasi door to door yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Malang. Dia bersama 147 orang lainnya mengikuti vaksinasi di Balai RW setempat. Sebelum disuntik vaksin dia menjalani skrining. Hasilnya semua dinyatakan normal pada Jumat, 3 November 2021. 

"Pulang, pukul 11.00 WIB saya merasakan mual. Telepon istri saya, disuruh minum vitamin, saya minum, mulai mendingan. Pukul 22.00 WIB saya merasakan pandangan kabur saat itu mainan handphone. Saya pikir mengantuk, lalu saya tidur," kata Joko. 

Keesokan harinya, dia kaget. Sebab saat membuka mata pandangannya gelap gulita. Dia mengira saat itu masih malam hari, padahal saat itu Sabtu pagi. Saat itu dia berencana berangkat bekerja seperti biasa sebagai kuli bangunan. 

"Pas bangun hari Sabtu itu, mau kerja sudah siap semua, kok tiba-tiba gelap gulita, enggak kelihatan apa-apa. Saya kira masih malam, ternyata sudah pagi. Langsung saya menghubungi Pak RW dan diantar ke penanggung jawab vaksinnya itu di RS Refa Husada," ujarnya.