Survei Indikator: Publik Lebih Percaya TNI dan Polri Dibanding KPK
- VIVA/ Edwin Firdaus.
VIVA – Tingkat kepercayaan publik terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus merosot dari tahun ke tahun. Bahkan KPK kini berada di peringkat ke-8 lembaga yang paling dipercaya dibandingkan lembaga negara lainnya. Posisi teratas lembaga yang dipercaya publik adalah institusi Tentara Negara Indonesia (TNI).
Kemudian, peringkat kedua adalah Presiden dan disusul oleh instansi Kepolisian atau Polri ketiga. Di peringkat keempat diisi oleh Mahkamah Agung (MA). Tingkat kepercayaan ini terlihat dari hasil survei nasional yang digelar Indikator Politik Indonesia (IPI) pada 2-6 November 2021.
"Kalau kita lihat di sini polanya menarik. TNI itu paling tinggi yang dipercaya publik. Kemudian diikuti presiden, ini mulai ada perubahan. KPK biasanya nomor 2 atau nomor 3, sekarang KPK sudah terpelanting ke nomor agak di bawah," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi kepada wartawan, Minggu 5 Desember 2021.
KPK sebelumnya konsisten berada di peringkat kedua atau ketiga sejak 2015. Namun sejak 2018, tren kepercayaan publik kepada KPK terus menurun.
Sementara itu, institusi TNI sejak 2016 masih konsisten menjadi instansi yang paling dipercaya masyarakat.
Dalam survei IPI tahun ini, jumlah responden yang mempercayai TNI mencapai 68 persen. Sedangkan yang mengaku sangat percaya terhadap TNI mencapai 27 persen. Maka, total 95 persen responden mengaku percaya terhadap TNI.
"Jadi, di bawah Panglima TNI yang baru bukan hanya tetap berada di peringkat pertama tetapi juga meningkat trust terhadap TNI dari publik," tuturnya.
Berikut hasil survei yang mengaku percaya dan sangat percaya pada lembaga:
TNI: 94,3 persen
Presiden: 86,4 persen
Polri: 80,2 persen
Mahkamah Agung: 79
Mahkamah Konstitusi: 79 persen
Kejaksaan: 75,3 persen
Pengadilan: 77 persen
KPK: 71,1 persen
MPR: 67 persen
DPD: 66,4 persen
DPR: 61,1 persen
Partai politik: 52,2 persen
Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 2-6 November 2021. Survei dilakukan secara tatap muka dengan jumlah responden mencapai 2.020 orang. Sedangkan penarikan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling dan margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.