Sempat Alami Kebutaan Usai Divaksin, Joko Mudah Demam dan Flu

Seorang warga Kota Malang, Joko Santoso (38) mengalami kebutaan pasca divaksin.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya.

VIVA – Joko Santoso (38 tahun) warga Jalan Burung Gereja, Arjowinangun, Kota Malang mengaku saat ini kondisi tubuhnya lebih mudah sakit flu. Joko mengalami kebutaan setelah mendapat suntikan vaksin AstraZeneca dosis pertama pada Jumat, 3 September 2021 lalu.

"Kalau dokter kesimpulannya (diagnosa) belum tahu. Tapi saya dimasukan ke unit stroke. Setelah kejadian itu (alami kebutaan) saya lebih mudah sakit greges (demam) dan sering flu," kata Joko, Kamis, 2 Desember 2021.

Joko mengatakan, dia harus menjalani rawat inap selama 11 hari sejak 6 September 2021.  Setelah itu dia menjalani rawat jalan hingga saat ini. Kondisi pandangan matanya pun berangsur pulih. Setelah buta total selama 3 hari, kini pandangannya mulai kembali 75 persen dari kondisi normal. 

"Proses pemulihan dikasih obat minum selama masih rawat jalan. Awal-awal kontrol 1 Minggu sekali maju 2 Minggu sekali sekarang 1 bulan lagi kontrol. Hasil pemeriksaan 26 November 2021 kemarin hasilnya tidak begitu banyak perubahan. Pandangan masih 75 persen. Tetapi sudah bisa jalan lagi, awalnya masih harus dibantu istri," ujar Joko.

Sementara itu, istri Joko, Titik Andayani mengatakan selama suaminya sakit. Dirinya lah yang menjadi tulang punggung keluarga untuk sementara waktu selama 3 bulan ini. Dia bekerja sebagai seorang apoteker. Dia berharap suaminya segera sembuh agar bisa kembali bekerja sebagai kuli bangunan. 

"Di rumah ini ada 5 orang saya dan suami, 2 anak dan ayah saya. Awal dulu pak RW sama Camat sering bantu sampai pengurusan BPJS Kesehatan. Jadi harapan saya supaya cepat sembuh, biar bisa kerja lagi biar bisa memenuhi kebutuhan hidup, tanggungannya masih banyak," tutur Titik. 

Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Penny Indriani mengatakan pihaknya untuk bantuan awal memberikan paket sembako. Untuk selanjutnya, Joko didaftarkan sebagai penerima Bantuan Pangan Non Tunai Daerah (BPNTD) serta memasukan dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). 

"Dinsos punyanya sembako ya sembako. Tapi rekomnya BPJS sudah kami bantu pasca ada laporan itu. Karena awalnya dia tidak punya BPJS. Untuk DTKS juga sudah dimasukkan, sehingga mudah-mudahan bisa tercover. PKH nya juga karena dia juga punya bayi. Tinggal menunggu Kementerian Pusat yang menetapkan," kata Penny.