Jokowi Hadir di Milad ke-109 Muhammadiyah Hari Ini

Presiden Jokowi dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Persyarikatan Muhammadiyah resmi berusia 109 tahun, sejak didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 1912. Di tengah situasi pandemi, milad atau ulangtahun mengambil tema 'Optimis Hadapi Pandemi Covid-19: Menebar Nilai Utama'.

Presiden Joko Widodo terkonfirmasi akan ikut dalam resepsi milad, yang digelar pada Kamis ini 18 November 2021.

"Dari pihak Protokol Istana sudah mengkonfirmasi Insha Allah Presiden akan memberikan sambutan dalam milad kali ini secara daring dari Istana Kepresidenan," ujar Ketua Panitia Milad ke-109 Muhammadiyah, M Nurul Yamin, dalam keterangannya dikutip Kamis 18 November 2021.

Presiden Jokowi di FFI 2021.

Photo :
  • Repro Youtube Kemendikbud RI

Acara ini digelar secara luring dan juga daring. Digelar di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tetapi peserta dibatasi, dan dengan protokol kesehatan yang ketat. Sementara untung daring, melalui Tv Muhammadiyah, youtube Muhammadiyah, dan platform digital Muhammadiyah lainnya.

Dalam Milad Muhammadiyah ke-109 kali ini, menghadirkan beberapa acara. Seperti pidato Ketua Umum PP Muhammadiyah, penganugerahan penghargaan Muhammadiyah 2021, penandatanganan prasasti Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Universitas Siber Muhammadiyah (Sibermu), Muhammadiyah Australia College, dan Gedung Dasron Hamid Research and Innovation Center.

Selain itu juga, akan ada pemberian penghargaan bagi pegiat persyarikatan pejuang COVID-19. Mereka adalah yang telah berkontribusi dalam meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi selama ini.

Pesan Kebangsaan Haedar Nashir

Menyangkut tema yang diambil, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berpesan agar seluruh warga bangsa terutama dalam masa pemulihan COVID-19, tetap menjaga semangat optimisme, kebersamaan. Selain itu, juga menguatkan nilai-nilai yang memperkuat kebersamaan dan menghindari nilai-nilai yang merusaknya.

“Dalam kaitan dengan COVID-19, Muhammadiyah sejak awal konsisten untuk terus berusaha dengan segala kemampuan yang dimiliki, sumber dana, sumber daya dan sistem yang kita gerakkan untuk hadir ikut menjadi bagian yang memberi solusi dan sekaligus juga optimisme dalam menghadapi pandemi yang sangat berat ini,” jelas Haedar.

Disiplin menjaga protokol kesehatan, adalah salah satu cara yang efektif menghadapi pandemi ini. Haedar juga berpesan, agar bangsa tetap bersatu karena menghadapi persoalan berat ini akan lebih mudah jika dihadapi bersama-sama.

“Dan dalam konteks membangun kebersamaan itu kita harus mampu mengeliminasi perbedaan-perbedaan tajam yang membuat kita retak dan pecah. Juga kita harus hindari perilaku-perilaku yang berlebihan, ujaran-ujaran yang berlebihan, yang mereduksi persatuan dan kebersamaan dan terlalu menonjolkan egoisme, kepentingan golongan dan yang bersifat ekslusif. Karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang dibangun di atas kegotong-royongan, kebersamaan dan pesatuan,” jelasnya.

Haedar mengingatkan, bahwa bangsa susah untuk maju jika semua pihak berjalan sendiri-sendiri. Untuk itu, perlu mencapai titik kebersamaan untuk menghadapi berbagai tantangan bangsa ke depannya.

“Dampak pandemi ini sangat berat pada kesehatan, pada ekonomi bahkan juga dalam kehidupan sosial dan psikologi masyarakat dan bangsa. Maka kerja sama dari seluruh pihak dengan program-program lintas menjadi sangatlah penting. Nilai taawun atau membangun kerja sama untuk kebaikan bangsa harus kita utamakan,” imbuhnya.

Dia juga berpesan agar elemen bangsa membangun kesadaran kolektif. Jangan sampai, disibukkan oleh persoalan yang tidak produktif dan membuat kita tidak bisa maju.

“Kemajuan adalah keniscayaan bagi bangsa modern. Kemajuan adalah ideologi progresif untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang unggul,” katanya.