PPKM Diperpanjang, Bandung Siaga Gelombang III COVID-19 Akhir 2021

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali diperpanjang selama dua pekan hingga 29 November 2021 untuk memutus mata rantai penularan virus corona atau COVID-19. Bahkan, potensi paparan COVID-19 di akhir tahun dengan adanya variant baru COVID-19 delta jadi perhatian.

Menyikapi hal itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memilih beberapa langkah meminimalisir potensi gelombang ketiga COVID-19. Antara lain, memperketat pergerakan dan mempertegas penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Mungkin akan dibatasi lagi untuk hadapi libur panjang, penyekatan jalan juga kemungkinan ada," ujar Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, Selasa 16 November 2021.

Oded menilai, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Bandung tengah menganalisa potensi pergerakan saat Nataru menyesuaikan dengan kondisi melonggarnya aktivitas saat ini. 

"Kemarin kita juga sudah berdiskusi dengan Kapolrestabes dan Jajaran Forkopimda," ujarnya.

Tercatat, Indonesia mengalami gelombang kedua COVID-19 pada Mei 2021 akibat meningkatnya mobilitas saat libur panjang Lebaran. Sementara gelombang I terjadi pada November 2020-Januari 2021. Salah satu penyebabnya yaitu mobilitas saat libur Nataru 2021.

Saat ini, situasi COVID-19 di Kota Bandung tercatat tertangani. Hingga 14 November 2021, tercatat 136 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Jumlah tersebut menurun 67 orang. Jumlah konfirmasi sembuh juga bertambah sebanyak 73 orang menjadi 41.736 orang.

Sedangkan angka vaksinasi yang sudah mencapai 96 persen untuk dosis pertama dan 81 persen dosis kedua. Sementara untuk Bed Occupancy Rate (BOR) hanya 6 persen. 

Situasi mal yang sepi pengunjung saat masa PPKM di Kota Bandung.

Photo :
  • ANTARA

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan, mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan sikap hati-hati menyusul peningkatan kasus di Jawa-Bali dalam sepekan terakhir. 

Hal itu terlihat dari beberapa kabupaten/kota di Jawa-Bali yang mulai mengalami peningkatan kasus dan perawatan mingguan.

Khusus wilayah Jawa-Bali, terdapat 29 persen kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu dan 34 persen kabupaten/kota yang mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu lalu.

Ia mengungkapkan terdapat penambahan lima kabupaten/kota yang masuk dalam level 1 dan sebanyak 10 kabupaten/kota yang masuk dalam level 2 dalam penanganan COVID-19. Dengan demikian, jumlah keseluruhan menjadi 26 kabupaten/kota yang masuk level 1 dan 61 kabupaten/kota yang masuk pada level 2.