Airlangga: Sejak Pandemi Kartu Prakerja Didesain Jadi Bansos Plus
- Istimewa
VIVA – Selama masa pandemi COVID-19, salah satu program pemerintah RI adalah Kartu Prakerja. Program Kartu Prakerja dinilai sesuai dengan misi perlindungan sosial yang ideal versi Bank Dunia.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyampaikan program kartu prakerja sudah dijadikan program semi bansos. Dia mengatakan selain mengubah skema pelatihan, pemerintah juga menambah anggaran Kartu Prakerja. Dengan kondisi itu, bantuan tunai yang diterima masyarakat jadi lebih besar.
Dia menjelaskan sejak dibuka pertama kali pada 11 April 2020 hingga kini sudah terdapat 11,4 juta peserta. Airlangga menganggap program ini favorit masyarakat.
Ia bilang, program itu sudah dibuka sebanyak 22 gelombang. Para peserta program gelombang 22, seperti sebelumnya bisa memperoleh dana untuk mengikuti sejumlah pelatihan. Selain itu, bisa mendapat insentif tunai sebesar Rp2,4 juta.
"Jadi, selain memberikan bantuan keuangan juga memiliki elemen pengembangan sumber daya manusia dan bersifat inklusif. Program Prakerja ini juga menjangkau sektor informal, perempuan, dan penyandang disabilitas,” jelas Airlangga, dalam keterangannya, Rabu, 10 November 2021.
Dia menekankan, dalam program Kartu Prakerja ini pemerintah juga sudah menyalurkan ke 52,7 persen kalangan perempuan. Ia menambahkan, program ini juga menyertakan kaum penyandang disabilitas.
"Beberapa program pelatihan yang ada di Prakerja ini juga didesain lebih friendly untuk penyandang disabilitas," tutur Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu.
Pun, ia menyebut program ini juga menjangkau masyarakat di pelosok Tanah Air dengan tingkat pendidikan yang beragam mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
"Program ini juga menjangkau para mantan pekerja migran dari luar negeri atau mereka yang hendak bekerja ke luar negeri," tutur Airlangga.
Kemudian, ia menekankan dalam praktiknya, Kartu Prakerja ini melibatkan layanan teknologi finansial (fintech) dengan bank. Dengan kondisi itu, program ini diharapkan mempercepat inklusi keuangan di Indonesia.
Dia menyebut dalam program ini, 27 persen peserta yang belum awalnya tak punya rekening tabungan maupun e-wallet kini bisa memilikinya.
Selain itu, ia memaparkan penerima program ini telah mengalami peningkatan kompetensi, keilmuan maupun keterampilan setelah mengikuti pelatihan. Ia bilang banyak pula alumni program ini yang akhirnya berani buka usaha dan bisa mendapatkan penyaluran dana KUR atas usaha baru mereka.
Sebelumnya, Managing Director of Development Policy and Partnerships World Bank, Mari Elka Pangestu, menyampaikan Kartu Prakerja masuk dalam perlindungan sosial cash plus.
Selain perlindungan sosial untuk penanganan dampak pandemi, program ini terdapat pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan skill pesertanya.