Cegah COVID-19 Gelombang Ketiga, Ini Daftar Mitigasi Pemerintah

Sejumlah pasien COVID-19 ditempatkan sementara, untuk proses observasi di lobi ruang IGD RS Hasan Sadikin Bandung (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • IST

VIVA - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, menyampaikan bahwa tren kasus baru yang terjangkit COVID-19 dalam tiga hingga empat hari terakhir sempat terjadi peningkatan. Meskipun secara umum, perkembangan Corona di Indonesia memang membaik.

Usman menjelaskan pemerintah sudah mengambil langkah-langkah mitigasi dengan beberapa kali melakukan rapat koordinasi untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga pasca Natal dan tahun baru.

Ilustrasi seorang wanita menjalani pemeriksaan secara singkat sebelum disuntik vaksin COVID-19.

Photo :
  • VIVA/Adi Suparman

Di Rumah Saja

Mitigasi tersebut menghasilkan beberapa imbauan misalnya antara lain masyarakat Kristiani untuk merayakan Natal dan tahun baru di rumah saja, penghapusan cuti bersama, dan imbauan kepada pusat hiburan, hotel, restoran, dan tempat-tempat wisata untuk tidak mengadakan perayaan.

“Memang sudah ada forecasting ataupun prediksi dari epidemiolog bahwa akan terjadi peningkatan di bulan November ini, karena itu kita harus hati-hati,” kata Usman melalui keterangan persnya, Sabtu, 6 November 2021.

Baca juga: Update COVID-19 RI 6 November 2021: Pasien Sembuh Tambah 622

Oleh karena itu, menurutnya sinergi dari semua kementerian, lembaga, bahkan pemerintah daerah termasuk humas terutama di daerah sangat diharapkan mengingat daerah akan menjadi tujuan liburan dan tujuan pulang kampung selama libur Natal dan tahun baru.

Pasien COVID-19 di Halmahera. (Foto ilustrasi).

Photo :
  • Irfan/VIVA.

Dia mengimbau humas untuk turut peduli dan mengambil peran dalam pencegahan gelombang ketiga COVID-19.

“Dalam jangka pendek, saya berharap humas-humas, terutama yang di daerah bisa melakukan berbagai kampanye, misalnya dengan memasang baliho yang meminta masyarakat untuk selalu menjaga protokol kesehatan,” kata Usman.

Libatkan Tokoh Masyarakat

Usman juga mengungkapkan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat, humas juga bisa melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, maupun tokoh adat. "Seperti di Bali misalnya, ada pecalang yang bisa dilibatkan untuk mengajak masyarakat jaga prokes," katanya.

Dalam jangka panjang, lanjut Usman, sesuai dengan arahan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, humas hendaknya bisa beradaptasi menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Humas harus memiliki kecakapan digital dan tidak lagi harus sepenuhnya berkutat pada media konvensional, tetapi sudah mulai membuat konten-konten kreatif di media digital supaya komunikasi yang disampaikan mengena dan efektif.

“Komunikasi tujuannya mengubah sikap dan perilaku. Maka komunikasi kita dalam konteks COVID ini tujuannya adalah mengubah perilaku orang supaya orang lebih patuh menjaga protokol kesehatan.”