KPK Raker di Hotel Bintang 5, Giri: Kegiatan Mengada-ada, Pemborosan

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri dan pimpinan KPK lain di Gedung DPR RI (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

VIVA – Rapat kerja pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hotel bintang 5 di Yogyakarta menuai kritikan dari sejumlah pihak. Kritikan itu ikut disampaikan mantan pegawai lembaga antirasuah.

Namun, alih-alih bersikap bijak menanggapi kritikan, pimpinan KPK menyebut beberapa mantan pegawai yang mengkritik justru pernah mengikuti raker serupa pada masa kepimpinan komisioner terdahulu. Contohnya eks Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Giri Suprapdiono.

Merespons hal itu, Giri menyebut sikap pimpinan KPK itu sebagai bentuk antikritik. Sebab, raker di hotel bintang 5 itu dinilainya tidak etis. Apalagi, raker dilakukan saat pandemi COVID-19 dan ekonomi masyarakat sedang sulit.

Mantan Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK, Giri Suprapdiono

Photo :
  • Agus Rahmat

Giri mengingatkan anggaran yang dipakai KPK adalah uang rakyat. Ia pun menyinggung KPK era Firli Bahuri disorot dengan beberapa hal seperti kenaikan gaji pimpinan hingga permintaan mobil dinas.

"Pergeseran nilai KPK bukan sekadar raker dinas yang berlebihan dan terkesan menghabiskan APBN jelang akhir tahun. Namun, hal lain seperti permintaan mobil dinas pejabat KPK, kenaikan gaji pimpinan, pembiayaan narasumber KPK dari anggaran pihak pengundang, sikap antikritik dan sebagainya. Biaya kegiatan tersebut uang rakyat, pertanggungjawabannya berat," kata Giri dikutip pada Jumat, 29 Oktober 2021.

Giri menyampaikan bersama 57 eks pegawai lain saat masih di KPK, konsisten mengkritik pergeseran nilai itu. Namun, ia menduga pimpinan tak suka dengan sikap itu, lantas menyingkirkan mereka lewat tes wawasan kebangsaan (TWK).

Giri menyebut raker di hotel bintang 5 adalah bentuk pemborosan. Terlebih, saat ini KPK di bawah komando Firli Bahuri Cs minim prestasi.

"Raker di hotel bintang lima lengkap dengan kegiatan yang mengada-ada adalah pemborosan keuangan. KPK juga miskin prestasi saat ini, kepercayaan masyarakat menurun drastis, pimpinan dan pegawai terbukti melanggar berat etika, bahkan ada yang terbukti pidana," kata Giri.

Maka itu, dalih raker untuk penyesuaian struktur kelembagaan, menurutnya, hanya argumen dangkal.

"Karena di saat yang sama mereka merusak kekompakan dan kesatuan KPK melalui polemik TWK dan program yang kontroversial," kata Giri.

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron membalas kritik raker di hotel bintang 5 dengan menyebut ada bekas pegawai juga ikut kegiatan serupa di tahun sebelumnya.

Ghufron lalu menyebut nama-nama eks pegawai KPK yang pernah mengikuti agenda serupa sebelumnya. Di antaranya Giri Suprapdiono, Sujanarko dan mantan juru bicara KPK Febri Diansyah.

"Semuanya diikuti oleh struktur. Misalnya Pak Giri dulu Deputi Direktur Dikmas mereka juga ikut, Pak Koko (Sujanarko) juga ikut, Mas Febri sebagai Karo Humas juga ikut," kata Ghufron ditemui awak media di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta.