Gibran Rakabuming Pakai Sarung Pimpin Upacara Hari Santri
- VIVA/ Fajar Sodiq
VIVA – Penampilan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming terlihat berbeda pada peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada hari ini, Jumat 22 Oktober 2021. Layaknya seorang santri, putra sulung Presiden Jokowi itu mengenakan sarung dan dipadukan dengan baju koko, saat memimpin upacara Hari Santri yang dipusatkan di halaman Balai Kota Solo.
Gibran tampak memakai sarung motif batik dengan warna kombinasi coklat dan putih. Sedangkan atasannya, ia mengenakan baju koko lengan panjang berwarna putih, yang dipadu dengan peci berwarna hitam sebagai penutup kepala. Sementara alas kakinya memakai sandal slop berwarna hitam.
Kali ini suasana di lobi Balai Kota Solo, juga menyerupai pesantren. Tidak hanya Gibran, pasalnya ajudan dan sejumlah protokol ikut mengenakan pakaian ala santri, seperti yang dikenakan Gibran.
Hal ini sangat beralasan, karena upacara peringatan Hari Santri itu selain dihadiri sejumlah pengasuh pondok pesanten, juga diikuti para santri dari berbagai pesantren yang ada di Kota Solo.
Bahkan, saat menyambut kedatangan Pengasuh Pondok Pesantren Al Muayad Mangkuyudan KH Abdul Rozaq Sofawi, suami Selvi Ananda itu tampak berjalan untuk mengampirinya dan membungkukkan badannya saat bersalaman. Setelah itu Gibran pun tampak mendampingi kiai kharismatik asal Solo itu.
Pimpin Upacara dengan Sarung
Pada upacara Hari Santri itu, Gibran bertindak sebagai pemimpin upacara. Sedangkan para peserta upacara merupakan para santri putra dan santri putri dari berbagai pesantren di Solo.
Saat menyanyikan lagu "Ya Lal Wathon", ayah dua anak itu terlihat mengepalkan tangan dan menggerak-gerakannya dengan penuh semangat.
Dalam sambutannya, Gibran menerangkan bahwa tema Hari Santri 2021 adalah santri siaga jiwa dan raga menjadi penting dan revelan pada era pandemi COVID-19 seperti yang terjadi seperti saat ini. Menurutnya, kaum santri tidak boleh lengah dalam menjaga protokol kesehatan.
“Hal ini juga perlu diperhatikan oleh masyarakat pada umumnya agar tetap menyiagakan jiwa dan raga demi kepentingan bangsa Indonesia, terutama dalam rangka bersama-sama untuk bangkit dari wabah pandemi COVID-19,” kata dia di hadapan santri yang mengikuti upacara.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya patut mengapresiasi pengalaman beberapa pesantren yang berhasil melakukan upaya pencegahaan, pengendalian dan penanganan atas dampak pandemi CVOVID-19. Ini menjadi bukti nyata, bahwa pesantren juga memiliki kemampuan untuk menghadapai pandemi.
“Modal utamanya adalah tradisi kedisiplinan dan sikap kehati-hatian yang selama ini diajarkan oleh para pimpinan santren kepada para santri-santrinya. Tidak lupa pula bahwa keteladanan mereka berkontribusi untuk mendorong para santri bersedia mengikuti kegiatan vaksinasi,” ujarnya.
Selesai mengikuti memimpin upacara Hari Santri, Gibran pun mengungkapkan alasan kenapa dirinya memakai sarung pada peringatan Hari Santri ini. Kata dia, pakaian tersebut telah menjadi dresscode para peringatan hari yang spesial bagi para santri.
“Dresscode memang sarung. Dan tidak kesulitan lah memakai sarung, biasa saja sama seperti ketika memakai beskap,” jelasnya.