Gus Fahrur: NU Jatim Sepakat Ketua PBNU Harus Diganti
- VIVA/ Nur Faishal
VIVA – Wakil ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim Ahmad Fahrur Rozi mengungkapkan, bahwa sejak 2 tahun lalu pengurus NU setempat sepakat Ketua Tanfidziyah atau Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) harus diganti. Tidak lebih dari masa kepemimpinan 2 periode saja.
Keputusan itu diambil melalui Musyawarah Kerja Wilayah NU Jatim pada 2019 lalu. Hasil keputusan bersama pengurus PWNU dan PCNU se-Jawa Timur, posisi Kiai Said Aqil Siraj harus diganti demi regenerasi dan kaderisasi di tubuh NU. Organisasi Islam terbesar di Indonesia ini dijadwalkan menggelar Muktamar ke-34 NU pada 23-25 Desember 2021 di Lampung.
"Ketua umum (Said Aqil) sudah dua periode makanya kita harus cari alternatif," kata pria yang akrab disapa Gus Fahrur ini, Rabu 13 Oktober 2021.
Keputusan Dukung KH Yahya Cholil Staquf
Gus Fahrur mengatakan, dalam dinamikanya muncul nama Kiai Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. Beliau bahkan sudah mempersiapkan diri dan sowan (berkunjung) ke kiai-kiai untuk memaparkan visi dan misinya. Sinyal dari Gus Yahya ditangkap baik oleh pengurus cabang di Jawa Timur.
Mereka melakukan rapat di Surabaya, pada Selasa, 12 Oktober 2021 kemarin. Seluruh PCNU di Jatim datang, mayoritas pengurus PWNU juga datang melakukan rapat gabungan bersama dan hasil keputusan kiai sepuh yang juga Rais Syuriah NU Jatim Kiai Anwar Manshur memutuskan mendukung Kiai Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan Kiai Yahya Cholil Staquf sebagai ketua umum.
"Awalnya ada perdebatan akhirnya kita kembalikan ke Rais. Ketika Rais berbicara semua langsung selesai. Jadi berjalan baik semua menerima termasuk Kiai Marzuki (ketua PWNU Jatim) juga tanda tangan. Semua sepakat keputusan diberikan ke Rais dan tidak ada yang menolak," jelas Gus Fahrur.
Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) ini mengatakan, bahwa PCNU se-Jawa Timur sudah sepakat membulatkan dukungan kepada duet Kiai Miftah dan Gus Yahya. Bahkan tidak ada yang memunculkan nama lain apalagi menolak hasil kesepakatan ini.
"Tidak ada opini kedua, satu pendapat semuanya tidak ada yang menentang. Semua PCNU (se-Jatim) sepakat ke Gus Yahya dan Kiai Miftah," tutur Gus Fahrur.