Kepala Bappenas: Cita-cita RI Jadi Negara Maju 2045 Terganggu

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat vaksinasi COVID-19.
Sumber :
  • Dok. Bappenas

VIVA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan visi menjadikan Indonesia sebagai negara maju paling lambat pada 2045 terganggu pandemi COVID-19 karena menghambat aktivitas ekonomi.

"Cita-cita Indonesia menjadi salah satu negara maju pada 2045 terhambat akibat berbagai tantangan terutama dalam dua tahun terkahir ini," kata Suharso Monoarfa dalam diskusi virtual LCDI Week, Rabu, 13 Oktober 2021.

Pandemi COVID-19, menurutnya, telah mengakibatkan krisis multidimensi termasuk mengganggu stabilitas ekonomi dan sosial Tanah Air, yang terlihat dari kontraksi ekonomi 2,1 persen pada 2020.

"Serta meningkatkannya angka kemiskinan dan pengangguran. Selain itu kita dihadapkan dengan berbagai persoalan terkait dampak perubahan iklim yang kian hari kita rasakan," ujarnya.

Selain pandemi, dia menekankan, Indonesia juga terus dihadapkan berbagai bencana alam akibat perubahan iklim. Mengutip data BNPB, Suharso mengatakan sepanjang 2020 tercatat ada 4.650 bencana di Indonesia.

Dari jumlah itu, Suharso menguraikan, 4.624 atau 99,5 persen merupakan bencana hidrometeorolgi, yakni banjir besar, tanah longsor, puting beliung, dan sebagainya yang dipicu perubahan iklim.

"Bencanan alam ini diperkirakan akan kian intens di masa mendatang sebagai akibat dari perubahan iklim. Kita akan dihadapkan pada konsekuensi potensi kerugian yang sangat besar," ujarnya.

Sebab itu, dia menekankan, pembangunan rendah karbon menjadi salah satu priortas nasional dalam rencana pembangunan jangka menegah 2020-2024 dan berperan penting menjadi tulang punggung menuju ekonomi hijau.

"Pandemi dan ancaman nyata perubahan iklim menjadikan Indonesia tidak lagi sama dengan kondisi sebelumnya. Dari sisi ekonomi pelru stategi besar mengembalikan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke trajectory sebelum terjadinya krisis," ujarnya.