Warga Protes ke Sentul City dan Rusak Kantor Desa, Kades Lapor Polisi

Kaca Kantor Desa Bojong Koneng Pecah dirusak warga yang marah.
Sumber :
  • VIVA/Muhammad AR

VIVA – Aksi demonstrasi seratusan warga Bojong Koneng yang menghentikan proses eksekusi pematokan lahan oleh Sentul City, disusul pengerusakan Kantor Desa berujung laporan polisi. Pelaporan polisi dilakukan oleh Kepala Desa Bojong Koneng Rusdi Anwar.

“Saya memang akan membuat LP atas Pengerusakan kantor desa yang dilakukan oleh warga, tapi sebelumnya saya akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan pak Camat (Babakan Madang),” kata Rusdi kepada wartawan, Sabtu 2 Oktober 2021.

Rusdi mengatakan, dalam aksi warga tersebut terjadi pengerusakan yang merusak fasilitas publik milik pemerintah. Karena itu, pihaknya menyayangkan pengerusakan yang dilakukan oleh warga desa. Menurutnya, desa tidak melarang warga untuk menyuarakan pendapat maupun aspirasi. Namun tidak dengan diwarnai aksi pengerusakan. 

Baca juga: Update COVID-19 Nasional 2 Oktober 2021: Sembuh Tambah 2.380 Pasien

“Tidak ada yang melarang, masyarakat boleh menyampaikan pendapat tapi jangan sampai anarkis seperti ini dan melakukan perusakan kantor desa dan ini sudah jelas menginjak injakan lambang negara,” ungkapnya. 

Saat meninjau lokasi kantor yang di rusak warga, Camat Babakan Madang, Cecep Imam Nagarasid menjelaskan, saat kejadian kantor desa sedang libur san tidak ada pelayanan. Namun ada kegiatan pembagian sembako dan kegiatan rapat ibu-ibu PKK untuk persiapan lomba Posyandu yang dihadiri staf desa.

“Saat kejadian kantor sedang kosong karena hari Sabtu, libur. Mereka bertamu di luar hari jam kantor memang hari Sabtu ini tidak ada aktivitas pelayanan sabtu libur. Tetapi tadi PKK Posyandu sedang mengadakan rapat, persiapan lomba Posyandu, dan dihadiri ibu kepala desa, memimpin rapat dan staf desa,” jelasnya.

Cecep mengatakan, warga merusak beberapa fasilitas kantor desa di antaranya pintu, jendela, hingga ruangan kepala desa. Atas kejadian ini, pihaknya sudah berkoordinasi melaporkan pengerusakan ini ke aparat Kepolisian. 

“Tadi sudah ditanya diinterogasi oleh kepolisian saat kejadian ada ibu-ibu di ruangan dan termasuk beberapa staf desa Kasi dan Kesra Desa, dan ini akan menjadi proses penyidikan mereka akan bersaksi,” jelasnya.

Cecep mengaku prihatin sikap warga yang terlalu berlebihan. Padahal warga dipersilakan menyampaikan pendapat dan aspirasi. 

“Tapi tidak dengan anarkisme, saya sangat menyesalkan, mewakili keluarga masyarakat Bojong Koneng, mudah-mudahan ini menjadi pelajaran ke depan tidak terjadi kembali sehingga tadi sudah jelas penegak hukum khususnya kepolisian, akan bergerak karena sudah terbukti melakukan pengerusakan,” jelasnya.

Dari informasi yang diterimanya, pengerusakan dilakukan oleh warga yang melakukan protes atas tindakan PT Sentul City yang melakukan pematokan lahan.

“Kaitannya pembongkaran yang dilakukan oleh Pihak Sentul City, dan ini pun belum jelas ya. Ya ini sedang diselidiki diproses oleh Polres Bogor,” katanya.

Cecep mengatakan, tidak ada korban dalam kericuhan yang terjadi di kantor Desa Bojong Koneng. Saat ini pihaknya menyerahkan kasus ini ke kepolisian termasuk jika ada barang yang hilang selama aksi warga berlangsung. 

“Sampai saat ini belum ada laporan (bekas hilang) karena ini masuk ke ranah penyidikan kepolisian nanti, polisi melihat siapa yang melakukan siapa yang melihat, termasuk barang yang hilang masuk proses itu,” jelasnya.