Presiden Jokowi Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila
- Biro Setpres
VIVA – Presiden Joko Widodo memimpin upacara Hari Kesaktian Pancasila, yang tiap tahunnya jatuh hari ini, 1 Oktober. Bertempat di Lapangan Monumen Pancasila Sakti, Pondok Gede, Jakarta Timur, Presiden hadir, juga ikut upacara Ibu Negara Iriana Jokowi.
Upacara itu dimulai dengan membunyikan lagu Indonesia Raya dari marching band. Jokowi yang mengenakan jas berwarna abu- abu disertai dasi berkelir merah, juga bertindak sebagai Insepektur Upacara. Seusai lagi, sang Komandan Upacara dari institusi Kepolisian, menyampaikan laporan kepada Presiden.
"Lapor upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2021 siap dimulai," kata Komandan Upacara.
"Laksanakan," kata Jokowi.
Lantas setelah laporan itu, Jokowi mengajak peserta upacara untuk mengheningkan cipta bagi para pahlawan dan pejuangan bangsa serta pahlawan revolusi.
Upacara berlanjut dengan pembacaan teks Pancasila oleh Ketua Dewan Perwakilan Daerah La Nyalla Mattalitti, dilanjutkan pembacaan pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo.
Baca juga: 5 Pimpinan KPK Klaim Telah Berjuang Pertahankan Novel Baswedan Cs
Selanjutnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani membacakan Ikrar sekaligus menandatanganinya. Pada intinya, Ikrar tersebut, bahwa Kemerdekaan sejak diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, dengan semangat kebersamaan yang dilandasi oleh nilai- nilai luhur ideologi Pancasila, dapat tetap kokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Maka di hadapan Tuhan Yang Maha Esa, dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, kami membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan, menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan menegakkan kebenaran dan keadilan, demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Dan acara pun ditutup dengan doa oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Semua peserta upacara, termasuk Jokowi, sempat berdoa bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin di sumur tua yang menjadi tempat pembuangan sejumlah para perwira setelah peristiwa G30SPKI.