Jenderal Gatot: Mungkin Pak Dudung Lagi Pesan Replika Patung
- Youtube Karni Ilyas Club
VIVA – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyebut patung tokoh penumpasan Gerakan 30 September PKI (G30S PKI) di Museum Dharma Bhakti Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Jakarta merupakan aset negara.
Gatot mengatakan jika patung tersebut tidak bisa diambil oleh pemiliknya lantaran sudah jadi milik negara. "Jadi, museum itu tidak bisa begitu siapapun menyumbang setelah itu saya minta, tidak bisa seperti itu, semua ada prosedurnya," ujar Gatot dalam perbincangan dengan Karni Ilyas di Youtubenya yang dikutip VIVA, Kamis 30 September 2021.
Gatot menjelaskan, Letjen TNI Dudung Abdurrachman yang kini menjabat sebagai Pangkostrad harusnya menjaga semua yang ada di dalamnya, termasuk patung Mayjen Soeharto dan Kolonel Sarwo Edhie yang berada di museum Kostrad.
"Logika berpikir saya, bahwa seseorang yang menjabat institusi itu harus menjaga semua yang ada di institusi itu karena Itu aset negara, apalagi itu ada museum," kata Gatot
Namun, Gatot masih berpikir positif terhadap langkah Dudung kedepan atas hilangnya patung-patung tersebut. Gatot berpikiran jika Dudung bakal mengganti patung yang hilang dengan replika yang baru.
"Tapi bolehlah kita berpikiran positif sekarang ini Pak Dudung sedang pesan replika itu. Tentunya lebih bagus daripada yang ada dan akan dipasang lagi di situ lebih indah dan lebih hidup lagi," ucap Gatot.
"Kita berpikiran positif mungkin minggu depan ada press rilis dari Kosrad sebagai ganti patung yang lebih bagus," tambah dia.
Sebelumnya, Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin, menyatakan Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI) Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.
"Tapi, pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," kata Haryantana.