Mengenal AY Nasution, Sosok di Balik Pembongkaran Diorama PKI

VIVA Militer: Patung Soeharto, Sarwo Edhie, AH. Nasution di Museum Kostrad
Sumber :
  • youtube

VIVA - Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution adalah sosok di balik hilangnya patung-patung diorama penumpasan PKI di Markas Kostrad (Makostrad). Hilangnya diorama itu ternyata menjadi perhatian serius mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Gatot menyebutkan bahwa hilangnya diorama penumpasan PKI di Kostrad itu ada kaitannya dengan paham komunisme. Bahkan, secara terang-terangan, Gatot mengatakan jika institusi TNI telah disusupi paham komunisme dan dihubungkan dengan kebangkitan PKI.

Letjen (Purn) AY Nasution adalah sosok yang sebelumnya membangun dan menempatkan patung-patung itu di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat. Namun, beberapa waktu lalu, AY Nasution meminta kepada Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkoatrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman untuk membongkar kembali patung-patung itu dengan alasan agama.

Patung-patung itu menggambarkan sosok Soeharto, Letjen TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution. Ketiganya adalah tokoh penumpas PKI.

AY Nasution merupakan mantan Pangkostrad yang menjabat pada tahun 2011. AY Nasution menjabat sebagai pengganti Pangkoatrad terdahulu, yakni Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, yang saat itu diangkat menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Bagaimana pandangan agama AY Nasiotion yang menggagas pembongkaran diorama penumpasan PKI itu dengan alasan agama? Dilansir situs resmi Pemkab Pakpak Bharat, Pj Bupati Pakpak Bharat Asren Nasution bertestimoni bahwa AY Nasution adalah sosok yang taat terhadap agama dan disiplin beribadah.

Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution, lahir di Medan pada 26 Maret 1954 dan beragama Islam. AY Nasution adalah seorang lulusan AKABRI pada tahun 1977 dan pada tahun 2002 hingga 2005 menjabat sebagai Komandan Korem 011/Lilawangsa (Lhokseumawe).

Pada tahun 2005, setelah menjabat sebagai Danrem, ia kemudian menjadi Kepala Staf Divisi Infanteri 2 Kostrad di Malang. Lalu, menjabat sebagai Kepala Dinas Jasmani Militer Angkatan Darat (Kadisjasad) pada tahun 2007.

Beberapa saat berselang, di tahun yang sama, AY Nasution menjabat sebagai Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif)-2 Kostrad. Setahun setelah itu, yakni pada tahun 2008, ia pindah ke Papua dan menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih.

Pada tahun 2009, ia menjabat sebagai Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Danpusterad) dan dilajutkan sebagai Asisten Teritorial Panglima TNI pada tahun 2010.

Pada tahun 2011 hingga 2012, AY Nasution menjadi Pangkostrad dan ketika itu, ia menjadi inisiator pembuatan diorama penumpasan PKI.

Setelah melepas masa dinasnya sebagai anggota TNI pada tahun 2012, AY Nasution menjajal politik elektorial dan mendaftar sebagai calon gubernur Sumatera Utara melalui Partai Demokrat. Namun, ia gagal menjadi calon gubernur berdasarkan penetapan KPU Sumatera Utara kala itu.