Nasib 25 ABK KM Hentri Masih Gelap, Operasi Pencarian Disetop

Tim SAR berencana mengevakuasi lima ABK KM Hentri yang selamat dari Pulau Tanimbar Kei, Kabupaten Maluku Tenggara menuju Kota Tual, Maluku, Jumat, 10 September 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Daniel

VIVA – Tim SAR gabungan menutup operasi pencarian 25 anak buah kapal (ABK) KM Hentri yang dihantam gelombang tinggi dan terbakar di antara perairan Pulau Tanimbar Kei, Maluku Tenggara dan Pulau Yamdena, Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.

"Setelah dilakukan penambahan waktu tiga hari pencarian serta dilakukannya evaluasi namun tidak ada tanda-tanda 25 ABK yang dicari maka operasi SAR ditutup," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Badan SAR Nasional (Basarbas) Ambon Mustari di Ambon, Selasa, 21 September 2021.

Kapal pencari cumi itu berangkat dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta pada 15 Agustus dengan POB (person on boat) 32 orang tujuan Merauke (Papua), namun mengalami musibah saat melintasi kawasan antara perairan Pulau Tanimbar Kei dan Pulau Yamdena pada 3 September.

Musibah ini baru diketahui Basarnas Ambon pada 8 September ketika lima ABK yang selamat dan terombang-ambing di laut selama tiga hari ditolong kapal pencari telur ikan terbang dan mengevakuasi mereka ke Pulau Tanimbar Kei.

Tim SAR gabungan mulai dikerahkan untuk melakukan operasi pencarian sejak 8-14 September, namun belum ada tanda-tanda mengenai keberadaan 25 ABK yang dinyatakan hilang.

Basarnas Ambon memperpanjang masa operasi pencarian selama tiga hari, tetapi hasilnya tetap nihil.

Dia mengatakan Basarnas Ambon kembali menambah waktu tiga hari untuk melakukan upaya koordinasi dengan masyarakat dan instansi terkait di Maluku Tenggara maupun Kabupaten Kepulauan Tanimbar sejak 18-20 September tetapi tidak ada informasi tentang 25 ABK itu.

Dia menyebut dalam peristiwa nahas itu 5 ABK dinyatakan selamat, 2 lainnya dilaporkan meninggal dunia ketika kapal terbakar, sedangkan 25 ABK lain yang sama-sama melompat ke laut tidak diketahui nasibnya.

"Walaupun upaya pencarian telah ditutup, ke depannya bila ada informasi atau tanda-tanda keberadaan korban maka operasi SAR akan dibuka kembali," ujarnya. (ant)