Aktivis KNPI Kenang Sosok Isa Hasanda, Pelukis Lekra Tapol Orde Baru

Ilustrasi seorang di penjara.
Sumber :

VIVA - Aktivis Kepemudaan dan Wasekjen DPP KNPI, Muhammad Natsir, mengenang sosok Isa Hasanda, pelukis pendiri Sanggar Bumi Tarung. Dia dipenjara tanpa pengadilan oleh rezim Orde Baru setelah tragedi 30 September 1965 lantaran menjadi anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra).

"Dari bui ke bui selama sekitar 11-12 tahun. Dibebaskan dari Pulau Buru, Isa telah digerogoti TBC kronis," kata Natsir melalui keterangan tertulisnya, Minggu, 19 September 2021.

Natsir mengatakan sudah sejak di pembuangan itu, Isa seringkali ditandu oleh teman-temannya bila dipaksa penguasa penjara datang ke blok yang lain.

Dia menyampaikan Misbach Tamrin, tokoh Sanggar Bumi Tarung, dalam tulisan singkat setelah sahabatnya wafat, menyebut Isa sebagai perupa pendiri SBT yang paling merana dan kesepian.

"Terutama menyangkut keluarganya yang memilukan. Selalu kami kaitkan sebagai gugatan sejarah," lanjut Natsir menirukan pernyataan Misbach.

Baca juga: Kisah Eks Tapol PKI di Pulau Buru Dipaksa Mengaku Meski Tak Terlibat

Natsir menuturkan Isa meninggal pada usia 79 tahun, pertengahan 2020, di sebuah panti manula milik Gereja Katolik di Denpasar, Bali. Menurutnya, di samping paling merana dan kesepian, tampaknya perupa ini juga yang paling misterius ketimbang sesama pendiri SBT lainnya.

"Informasi mengenai Isa tidak banyak diketahui. Dalam cerita 'Puing-Puing Waktu' ada seorang tokoh cerita yang namanya mirip Isa Hasanda yaitu Ima Hamanda," kata dia.

"Dari sedikit info yang sudah diketahui tentang Isa Hasanda, tidak ada yang bertentangan dengan pendalaman latar belakang tokoh Ima Hamanda dalam 'Puing-Puing Waktu'," lanjutnya lagi.

Natsir menambahkan Isa dibebaskan pada 1977 dari tempat tahanan terakhir, jauh di sebuah pulau kecil. Terbawa pulang bersamanya TBC kronis. Jalan pun sudah tak mampu. Ia ditandu.

"Sudah belasan tahun bebas. Tapi tidak ada pengadilan. Dan kehormatan yang tak pernah bisa pulih," tuturnya.