Bakamla Ungkap Manuver Coast Guard China di Natuna Ancam Kedaulatan
- ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
VIVA – Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia, Laksda S Irawan mengungkapkan saat ini di wilayah overlapping perairan Natuna Utara, banyak dimasuki oleh kapal-kapal asing. Jumlah kapal asing yang berada di sana lebih banyak dari pada yang bisa dipantau oleh radar, bahkan jumlahnya mencapai ribuan.
Data terbaru, menurut Irawan, pada jarak 50 nautical mile, ada kapal induk Amerika yang mendekati kapal survei China. Disisi lain, kapal Coast Guard China masih mengganggu aktivitas penambangan lepas pantai milik Kementerian ESDM.
"Ini ada berita terbaru bahwa kurang lebih jarak 50 nautical mile dari Natuna itu sudah ada kapal induk Amerika di sana dan mendekati kapal survei China, dan kapal survei China, kapal Coast Guard China pun masih mengganggu atau membayang-bayangi dari pembuatan ataupun kerja daripada rig noble yang berbendera Indonesia di bawah ESDM," kata Irawan dalam Rapat bersama dengan Komisi I DPR, yang dikutip Selasa 14 September 2021.
Irawan mengatakan, peristiwa ini tentunya tidak boleh dianggap sepele oleh Pemerintah Indonesia. Karena adanya gangguan ini merupakan bentuk gangguan dan ancaman terhadap kedaulatan negara
"Ini harus Kita waspadai bersama, makanya dari RDP ini mudah-mudahan ada suatu keputusan ataupun jalan keluar bantuan yang sangat dari Komisi 1 ini untuk kedaulatan kita. Tidak bisa dijajah oleh mereka itu," ujar Irawan.
Saat ini, menurut Irawan, Bakamla memang sudah memiliki Pusat Komando dan Pengendalian atau Puskodal untuk memperkuat pengamanan laut Indonesia. Namun saat ini kondisinya disebut masih terbatas.
"Karena sistem informasi masih bersifat mandiri belum terintegrasi dengan sistem informasi lain. Jadi Artinya kita memberikan sharing info itu masih terbatas hal-hal khusus saja. Jadi tidak otomatis langsung menggunakan suatu peralatan peralatan sesuai yang kita harapkan," ujarnya.
Sebelumnya, Bakamla kerap menemukan sejumlah kapal Vietnam hingga kapal coast guard China berada pada daerah overlapping di wilayah Laut Natuna Utara.
"Karena jujur saja kalau kita lihat di pantauan radar atau pantauan dari puskodal kami, sampai saat ini di daerah overlapping itu masih ada 1, 2, 3, 4, 5, 6 kapal kapal vietnam, itu pantauan radar, termasuk kapal-kapal coast guard China," kata Laksda Irawan, dalam rapat dengan Komisi I DPR yang dikutip Selasa 14 September 2021.
Irawan menambahkan, jika dilihat secara kasat mata, jumlah kapal-kapal asing yang berada di daerah overlapping laut Natuna Utara lebih dari yang terpantau di radar. Bahkan Irawan menyebut ada ribuan kapal asing di wilayah laut Natuna Utara Indonesia.
"Begitu dilihat di dalam kasat mata atau langsung dengan pengamatan udara itu bahkan sampai ratusan kapal, mungkin ribuan kapal yang berada di sana. Ini pun diperkuat oleh keterangan waktu RDP kemarin Bapak KASAL, waktu RDP landas kontinen. Jadi saat beliau menjabat Pangkogabwilhan I, beliau gunakan kapal TNI AU, beliau lihat langsung gimana situasi di daerah overlapping kita dengan Vietnam," ujarnya.
Bakamla, menurut Irawan, memiliki sejumlah kendala juga dalam menjaga perbatasan Indonesia, seperti salah satunya keterbatasan sarana dan prasarana. Saat ini, Bakamla tak memiliki armada untuk pemantauan udara, karena itu Bakamla melakukan kerjasama dengan TNI AL jika membutuhkan pemantauan udara.
Baca juga: Bakamla: Ada Ribuan Kapal Asing di Wilayah Laut Natuna