Eratkan Kerja Sama, RI-FAO Bahas Transformasi Digitalisasi Pertanian

Pedagang sayur mayur di pasar tradisional.
Sumber :
  • Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO)

VIVA – Pemerintah Indonesia dan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menegaskan kerja sama yang lebih erat untuk sistem pangan yang berkelanjutan di Indonesia. 

Komitmen tersebut ditegaskan kembali dalam pertemuan virtual Kepala Perwakilan FAO yang baru Rajendra Aryal, saat menyerahkan surat kepercayaan (credential letter) kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta, Senin, 13 September 2021. 

Menteri Retno menyoroti ketahanan Indonesia di sektor pertanian yang ditunjukkan dengan Pertumbuhan Produk Domestik (PDB) yang meningkat 2,19 persen year-on-year, di tengah terjadi perlambatan ekonomi akibat pandemi COVID-19. 

“Saya berharap FAO akan terus mendukung pembangunan pertanian di Indonesia dengan fokus pada bidang-bidang strategis seperti peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi konsumsi pangan pokok, penguatan cadangan pangan dan sistem logistik, pengembangan pertanian modern dan promosi tenaga ahli pertanian,” ujar Menteri Retno dalam siaran pers FAO, Selasa, 14 September 2021. 

Rajendra Aryal mengakui pencapaian Indonesia dan menegaskan kembali komitmen FAO untuk memberikan lebih banyak dukungan, dalam upaya terus menerus untuk melakukan transformasi sistem pangan Indonesia menjadi lebih berkelanjutan. 

“Pemerintah Indonesia telah menunjukkan upaya luar biasa untuk mengatasi dampak negatif pandemi terhadap kehidupan masyarakat. FAO akan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada petani kecil dan keluarganya, pekerja pangan di semua sektor, dan mereka yang sangat rentan," kata Aryal. 

Pertemuan tersebut juga menyoroti bahwa transformasi sistem pertanian pangan akan bertumpu pada digitalisasi pertanian seperti e-agriculture dan inovasi. “Kita perlu melihat bagaimana inovasi teknologi dan digitalisasi, seperti e-agriculture, dapat membantu petani dan konsumen mengatasi masalah kerawanan pangan, masalah gizi dan berkurangnya sumber daya alam," kata Aryal. 

Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak menyepakati pentingnya Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular. Menteri Retno berharap, FAO akan terus mempromosikan dan memfasilitasi kerja sama dengan negara-negara berkembang lainnya di seluruh dunia, di bawah Kerjasama Selatan dan Selatan dan Triangular. 

“Indonesia telah mencapai berbagai keahlian teknis di sektor pangan, pertanian, perikanan dan kehutanan, dan FAO berkomitmen terhadap keahlian dan praktik baik Indonesia melalui kerjasama selatan-selatan dan segitiga (triangular), tidak hanya di Kawasan Asia-Pasifik, tetapi secara global," kata Aryal.