Perjuangan 'Superhero' Asal Sukoharjo Hibur Anak-Anak yang Isoman

Agus Widanarko jadi 'superhero' demi menghibur anak-anak yang isoman.
Sumber :
  • VIVA/ Fajar Sodik.

VIVA - Pria asal Sukoharjo yang bernama Agus Widanarko memiliki hati yang sungguh mulia. Ia rela menyambangi kediaman anak-anak yang sedang menjalani isolasi mandiri karena terpapat COVID-19. Kedatangannya tak lain dan tak bukan untuk menghibur sang anak dengan mengenakan kostum jagoan sang superhero.

Sejak gelombang kedua pandemi COVID-19 melanda, Danar, begitu sapaan akrabnya, memang aktif melakukan kegiatan sosial dengan membagikan sembako maupun sego (nasi) berkat kepada keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri di kediamannya masing-masing. Saat membagikan bantuan itu, ia selalu mengenakan kostum superhero.

Bagi Danar, kostum superhero yang dikenakannya selama ini memang sudah identik dengan dirinya yang sering bergonta-ganti kostum tokoh superhero. Total ada 20 kostum superhero yang dimilikinya seperti Superman, Spiderman, Batman, Power Rangers, Tor, Teletubies, Ksatria Baja Hitam, tokoh supehero lokal seperti Gatotkaca dan Gundala.

“Saya punya 20 konstum supehero tapi kini tinggal 18 kostum karena dua kostum tokoh superhero itu dipinjam teman dan tak dikembalikan. Untuk yang tokoh Jawa itu ya Gatotkaca, Pergiwa, Gundala dan terus ada Gundala wedok (perempuan) Gundili padahal nggak ada Gundili ya,” katanya kepada VIVA.co.id, Senin, 4 September 2021.

Baca juga: Cerianya Siswa SD di Solo Akhirnya Bisa Sekolah Tatap Muka

Awalnya, Danar mengenakan kostum tersebut untuk mendongeng di hadapan anak-anak. Seperti diketahui ia merupakan seorang penyuluh narkoba di BNK Sukoharjo.

Selain sering melakukan penyuluhan kepada para remaja, juga sering melakukan penyuluhan di hadapan anak-anak. Dengan mengenakan kostum superhero dan menyampaikan penyuluhan ternyata anak-anak itu senang dan menikmatinya.

“Untuk anak-anak kecil kalau diceramahi itu kan sulit. Akhirnya saya coba pakai kostum superhero, wow anak-anak suka banget dan saya kombinasi dengan dongen serta pesan-pesan moral dan kesehatan,” ujar dia lagi.

Adanya pandemi Corona, ia pun memutar otak untuk melakukan sosialisasi terkait bahaya virus tersebut dan kampanye penerapan protokol kesehatan (prokes) kepada warga dan anak-anak dengan mengenakan kostum superhero itu. Baginya, cara itu sangat efektif karena anak-anak lebih bisa menerima pesan dari yang disampaikan oleh superhero kebanggaan mereka.

“Di pandemi kemarin itu selain sosialisasi cegah Corona, kita juga punya program Jumat berkah berbagai nasi berkat,” kata dia yang merupakan warga Larangan Rt 3 RW 1 Gayam Sukoharjo.

Program pembagian bantuan nasi tersebut diberikan kepada warga yang terdampak pandemi COVID-19. Saat membagikan nasi Jumat berkah itu, Danar juga berkeliling sambil mengenakan kostum superhero. Lantaran aksinya mulai menarik perhatian masyarakat lainnya, pada saat itu ada keluarga yang sedang menjalani isomasi meminta untuk dikirim nasi berkat.

“Akhirnya bagi-bagi nasi tersebut ada permintaan dari orang yang sedang isoman. Minta dibawain nasi berkat yang sering kita bawain dan bungkusin karena rasanya pedes dan sedap ternyata suka dan sangat membantu,” katanya.

Dengan pengalaman itu, Danar pun memutuskan untuk melakukan aksinbagi-bagi nasi kepada warga yang sedang menjalani isoman. Di tengah perjalanan, ia pun mulai menemukan masalah maupun persoalan yang dialami keluarga yang menjalani isoman, yakni keberadaan anak-anak. Biasanya perhatian orangtua kepada anak-anak menjadi berkurang, apalagi jika anaknya ternyat tidak terpapar sehingga harus terpisah dengan orangtuanya selama menjalani isoman.

“Saat itu saya diminta oleh orang tua yang terpapat Corona untuk menghibur anaknya karena anak itu marah-marah terus gara-gara tidur terpisah dengan orangtua. Kebetulan anaknya itu suka tokoh Spiderman, terus saya diminta video call dengan kostum Spidermar. Eh setelah saya kasih pengertian si anak nurut,” jelasnya.

Setelah itu, Danar pun membulatkan tekad untuk membantu dan menghibur anak-anak yang sedang menjalani isoman. Mulai saat itu dia pun menyebut dirinya sebagai Super Isoman meskipun masih tetap memakai kostum tokoh-tokoh superhero.

Menurutnya, menjalani isoman selama 14 hari sangat membosankan bagi anak-anak yang selalu butuh bermain. Oleh sebab itu, dirinya pun memikirkan psikologis anak-anak tersebut agar tidak tertekan.

“Saya ide untuk menceriakan mereka dengan menghiburnya baik mendatangi rumahnya untuk memberikan hadiah snack, balon dan mendongeng. Anak-anak bahagia dan senang banget, terus orangtuanya mengatakan terimas kasih. Itu sangat sederhana tapi membantu psikologis anak-anak. Kalau ini bahagia berarti imunnya meningkat,” kata dia yang saat ini genap berusia 40 tahun.

Aksi Super Isoman itu pun dibagikan ke laman media sosial miliknya. Tak pelak gaung pun bersambut permintaan untuk menghibur anak-anak yang sedang menjalani isoman bersama dengan orangtuanya mulai berdatangan.

Tak hanya dari satu kelurahan tetapi juga kelurahan lainnya hingga datang dari luar kota. Khusus untuk luar kota, Danar memanfaatkan dengan layanan video call dan tetap mengenakan kostum superhero.

“Saya share ke ke Facebook dan kemana-mana, akhirnya terbukti masa isolasi mandiri itu kebutuhan psikologis anak-anak itu belum tercukupi. Saya pun mulai keliling satu kelurahan dulu, terus kelurahan lainnya di satu kabupaten saya acc. Bahkan, sampai luar kota tapi saya nggak datang ke sana tapi pakai Super Isoman virtual,” katanya.

Untuk membiayai kebutuhan dana dalam melakukan aktifitas sosialnya itu, ia mengaku awalnya memang berasal dari kantong pribadinya. Tapi seiringnya dengan berjalan waktu muncul sumbangan dari sejumlah keluarga penyintas COVID-19 yang sempat dihiburnya saat menjalani isoman. Mereka menyumbag balon, snack hingga mainan untuk anak-anak.

“Untuk dana awalnya memang saya menyisihkan untuk paket Super Isoman itu ada bingkisannya paling snack itu harga seribuan itu saya bungkus plastik sejumlah 12 snack kan paling abis Rp15 ribu. Terus balon Rp15 ribu dan buku dongeng Rp3.000 itu sudah cukup. Cuma saya datang pakai kostum, itu yang luar biasanya,” katanya.

Selama menjadi Super Isoman, ia mengaku telah menghibur sebanyak 110 anak-anak yang menjalani isoman mulai Juni-Agustus. Hanya saja pada akhir bulan Agustus kemarin seiring dengan semakin turunnya tren penyebaran kasus COVID-19 juga berdampak terhadap semakin sedikitnya anak-anak yang menjalani isoman.

Alhasil, Danar mulai mengalihkan kegiatan tersebut untuk menghibur anak-anak yang kini menjadi yatim maupun yatim piatu karena orangtunya meninggal terpapar COVID-19.

“Cuma akhir Agustus kemarin anak isoman sudah mulai berkurang, akhirnya saya alihkan ke anak yatim karena Corona. Ternyata itu juga butuh bantuan psikologis terutama untuk anak yang yatim piatu  ya yang ikut ke keluarga lain. Ya bantuan psikologis dan trauma healing untuk anak-anak tersebut,” ujarnya.

Danar mengaku tangis pun pecah ketika menghibur anak-anak yatim yang ditinggal orangtuanya meninggal terkena Corona. Tangisan Danar pun tak terlihat karena tertutup oleh topeng Spiderman yang ia kenakan. Baginya, apa yang kesedihan dirasakan oleh sang anak ditinggal orangtuanya mau tak mau menyentuh hatinya.

“Kadang aku menangis tapi tidak terlihat karena mata saya tertutup topeng Spiderman. Itu sangat mengharukan karena menghibur anak yatim yang bapaknya meninggal. Ketika masih hidup si bapak menjanjikanmau mencarikan anak mainan Spidermnya, tapi keinginan itu belum terlaksana dan saya  mewujudkan cita-citanya dengan mendatanginya saat ulang tahun sambil memakai kostum Spiderman. Si anak senang dan mengejar-ngejar saya,” katanya lirih.

Dalam melakukan aksinya, ia tidak sendiri tetapi juga selalu didampingi oleh sang istri tercinta yang bernama Vivit Sari.. Bahkan istrinya juga kadang ikut berpakain kostum tokoh superhero. Ia kadang mengenakan kostum superhero seperti Power Rangers maupun Gundala.