Survei Ungkap Kriteria Bakal Capres, Airlangga Banyak Dipilih

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto
Sumber :

VIVA – Kurang dari tiga tahun jelang Pilpres 2024, bursa kandidat capres terus bermunculan versi survei. Kali ini, lembaga survei Timor Barat Research Center (TBRC) merilis riset terbarunya terkait kriteria bakal capres yang diinginkan masyarakat responden.

Direktur Eksekutif TBRC, Yohanes Romeo menjelaskan survei pihaknya menyampaikan responden mau figur pemimpin pengganti Jokowi yang bisa melakukan transformasi negara dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19. Menurut dia, keinginan responden itu setidaknya ada beberapa kriteria bakal capres.

Dia bilang, kepemimpinan mesti kuat di tiga aspek antara lain ekonomi untuk menyelesaikan dampak buruk akibat dampak pandemi COVID-19. Pun, bisa mewujudkan pemerintahan yang bersih serta pemerintah yang mengutamakan hak asasi manusia atau HAM. 

Lalu, respoden ingin bakal capres harus kredibel sehingga konsisten dan berkomitmen yang tinggi. Dengan demikian, apa yang diucapkan serta sikap sama. Kemudian, kriteria lain Presiden RI ke-8 harus memiliki creation opportunities, artinya menciptakan peluang bagi orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

Selanjutnya, responden menginginkan figur presiden yang memiliki kemampuan untuk untuk menggambarkan, menjelaskan dan meyakinkan masyarakat tentang kondisi masa depan yang diinginkan sekaligus mewujudkannya. Pun, responden juga mau sosok Presiden RI ke-8 punya memiliki pengaruh, kendali politik dan kuasa terhadap kelompok elite, parpol dan legislatif. 

Yohanes menambahkan masyarakat responden ingin pemimpin yang punya pengalaman di pemerintahan dengan 94,4 persen responden. Selanjutnya, bakal capres yang punya pengalaman di legislatif 74,8 persen. Lalu, didasarkan kemampuan dan prestasi saat menjabat di pemerintahan dan legislatif 90,7 persen. 

"Tingkat elektabilitas tokoh didasarkan pada ukuran perilaku spesifik dan tiga aspek dalam kepemimpinan transformasional untuk bakal calon Presiden RI ke-8 dengan simulasi nama yang disodorkan maka tokoh yang paling banyak dipilih adalah Airlangga Hartarto sebanyak 18,30 persen," kata Yohanes, dalam keterangannya, Senin, 6 September 2021. 

Dia menyampaikan setelah Airlangga ada Prabowo Subianto dengan 9,20 persen. Di bawah Prabowo, ada Ganjar Pranowo dengan 7,10 persen. Selanjutnya, Puan Maharani yang dipilih 6,50 persen responden dan Gatot Nurmantyo 6,50 persen. 

Selain itu, ada nama Moeldoko dengan 6,10 persen responden, Tri Rismaharini 5,60 persen, La Nyalla Mattalitti 3,40 persen. Lalu, ada nama Sri Mulyani dan Anies Baswedan 3,30. 

Kemudian, Ridwan Kamil dan Agus Harimurti Yudhoyono dipilih 2,10 persen responden. Berikutnya, Khofifah Indar Parawangsa yang dipilih 1,20 persen, dan terakhir ada nama Muhaimin Iskandar yang dipilih 1,10 persen. Sementara, yang belum memilih 24,20 persen responden. 

Terkait pilihan partai politik, survei TBRC melaporkan Golkar dinilai sebagai parpol yang dapat mengarahkan kebijakan negara sesuai kehendak masyarakat. Sebanyak 78,9 persen responden menyatakan Golkar merupakan parpol yang bisa dekat dengan masyarakat. 

Setelah Golkar, parpol yang dinilai dekat dengan masyarakat ada Nasdem 72,8 persen, PDI Perjuangan 70,7 persen, PKB 68,4 persen, PPP 64,8 persen, Gerindra 53,7 persen, PAN 52,9 persen, PKS 51,8 persen, dan Demokrat 46,3 persen. 

Dari hasil survei, tingkat pilihan responden terhadap parpol jika pemilu legislatif digelar hari ini dengan simulasi pertanyaan top of mind atau terbuka, maka hasilnya sebanyak 14,2 persen memilih PDIP. Setelah itu disusul Golkar 13,7 persen, Gerindra 12,2 persen, Demokrat 3,7 persen, PKB 5,8 persen, Nasdem 3,9 persen, PKS 3,1 persen, PPP 2,6 persen, PAN 3,3 persen dan gabungan parpol lainnya 4,7 persen. Lalu, yang belum menjawab 32,2 persen. 

Survei TBRC digelar 24 Agustus hingga 3 September 2021 dengan metode wawancara lewat telepon. Adapun teknik penetapan sampel dilakukan adalah probability sampling dengan cara multi stage random sampling. Untuk jumlah responden 1.820 orang. 

Lalu, margin of error dalam survei ini sebesar +/- 2.3 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.  "Survei ini dibiayai oleh dana mandiri dari Timor Barat Research Center," ujar Yohanes.