NTT Mengalami Hari Tanpa Hujan Kategori Ekstrem Panjang

Ilustrasi - Hamparan lahan pertanian yang kering saat musim kemarau di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kupang melaporkan hasil pemantauan Hari Tanpa Hujan (HTH) Dasarian III Agustus 2021 di wilayah Nusa Tenggara Timur pada umumnya mengalami HTH dengan kategori ekstrem panjang.

"Kategori ekstrem panjang ini menunjukkan bahwa umumnya daerah di NTT mengalami HTH lebih dari 60 hari," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang Rahmattulloh Adji di Kupang, Rabu, 1 September 2021.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan perkembangan kondisi iklim di NTT pada Dasarian III Agustus 2021 dan prakiraan pada dasarian selanjutnya.

BMKG mencatat hanya beberapa wilayah di NTT yang mengalami HTH kategori sangat pendek (1-5 hari), yaitu di sebagian kecil Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur, Ngada, Ende, Sikka, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Timor Tengah Selatan, dan Malaka.

Berdasarkan analisis curah hujan pada Dasarian III Agustus 2021, pada umumnya wilayah NTT mengalami curah hujan dengan kategori rendah atau 0-50 mili meter (mm).

Namun, sebagian kecil wilayah di Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, Ende, dan Sikka mengalami curah hujan dengan kategori menengah atau 51-150 mm.

Berdasarkan peta prakiraan peluang curah hujan Dasarian I September 2021, pada umumnya wilayah NTT diprakirakan memiliki peluang curah hujan di bawah 20 mm sebesar 61-100 persen, sedangkan di sebagian kecil wilayah Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekoe, Ende, serta sebagian besar wilayah Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan diprakirakan memiliki peluang curah hujan 21-50 mm sebesar 61-90 persen.

Selain itu, sebagian besar Manggarai Barat dan sebagian kecil Manggarai diprakirakan memiliki peluang curah hujan lebih dari 50 mm sebesar 31-60 persen.

Rahmatulloh menyarankan daerah-daerah dengan status peringatan dini kekeringan meteorologi melakukan langkah antisipasi, seperti mewaspadai kebakaran hutan dan lahan, menghemat penggunaan air bersih dan melakukan budi daya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air. (ant)