Fahri Hamzah: Oposisi Gaya Doang
- Partai Gelora
VIVA – Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, kembali melayangkan kritik kepada partai-partai oposisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Setelah sebelumnya menyebut 'oposisi planga-plongo', kini ia menyebut 'oposisi gaya doang'. Sindiran ini juga dialamatkan untuk bekas partainya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), walau tanpa menyebut secara eksplisit.
"Zaman pak SBY partaiku masuk kabinet, aku tetap ribut karena mandatku dari rakyat untuk bicara. Pimpinanku maklum. Tapi jaman pak Jokowi partaiku oposisi katanya, aku tambah ribut dong, wah pimpinanku gelisah. Inilah awal sengketaku," tulis Fahri di akun Instagram miliknya @fahrihamzah dikutip VIVA, Selasa 31 Agustus 2021.
Seperti diketahui, Fahri adalah salah satu deklarator lahirnya Partai Keadilan (PK), yang kemudian bertransformasi menjadi PKS. Selama menjadi anggota DPR Fraksi PKS, ia dikenal sangat keras terhadap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Awal periode Presiden Jokowi, PKS tidak di pemerintahan, dan Fahri menjabat Wakil Ketua DPR periode 2014-2019.
"Tolonglah omongan agak dijaga, pimpinan ini kan pernah jadi bagian pemerintah, pasti ada salahnya, kalau ada apa2 kan partai juga kena”, kata bos ku dulu," lanjut Fahri.
Fahri saat diminta partai lamanya itu untuk diam, tapi ditolaknya. Karena menurutnya, yang bermasalah adalah mereka tapi yang disuruh diam dirinya. Sementara di sisi lain, partainya PKS saat itu adalah oposisi.
"Jadi oposisi, punya imunitas, tanpa keberanian berbeda secara subtantif dan tanpa keberanian menggunakan hak-hak yang melekat, hanyalah omong kosong. Oposisi pencitraan seperti ini gak ada gunanya. Karena ujungnya selalu kompromi. Kita rakyat ditinggal sendiri," ulas Fahri.
Setelah tidak di DPR, Fahri memang tidak mengkritik sekeras saat masih menjadi anggota dewan. Ia mengaku, karena memang belum mendapatkan mandat dari rakyat. Apalagi saat ini, Partai Gelora yang dibentuknya bersama ekspatriat PKS lainnya, belum mengikuti pemilu.
"Trus kita yang belum dapat mandat rakyat ini dipersalahkan karena gak oposisi, lah caranya gimana? Pertama caranya gimana, kedua akibatnya siapa yg tanggung sementara kalian yang digaji besar-besar dengan kekebalan kok adem ayem?," lanjutnya.
Fahri justru mempertanyakan, partai-partai oposisi yang mendapatkan mandat tetapi tidak pernah bersuara keras untuk mengkritik pemerintah. Padahal sudah mendapapt kepercayaan dari rakyat.
"Mana suara kalian? Mana gebrakan yang menggetarkan?Oposisi gaya doang, andalannya media sosial, lah apa guna suara rakyat yg ada pada kalian? Nanti bilang “kami minoritas, kalah voting”, yah minta mayoritas mau berapa pemilu lagi?," beber Fahri.
"Maunya besar tanpa ide akhirnya minta suara lagi. Sudah gak berani, gak ngerti, gak kreatif juga!Oposisi itu berat sayang, kamu gak sanggup, biar aku aja," lanjut politisi asal Sumbawa ini.