Kasus COVID-19 Turun, Menkes Budi: Tetap Eling Lan Waspada
- Youtube/Sekretariat Presiden
VIVA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan semua pihak untuk tetap berhati-hati dan waspada meskipun sejumlah indikator penanganan COVID-19, seperti kasus konfirmasi dan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit, telah menunjukkan perbaikan. Tren tersebut bukan membuat pengendalian menjadi kendur.
Hal tersebut sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas (ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), kemarin.
“Di ratas tadi Bapak Presiden memberikan pesan agar kita mensyukuri turunnya semua kasus konfirmasi dan juga BOR (bed occupancy rate) rumah sakit. Beliau juga memastikan agar dipesankan kita semua harus hati-hati, tetap eling lan waspada,” kata Budi dikutip VIVA, dari laman setkab.go.id, Selasa, 31 Agustus 2021.
Budi mengatakan, arahan dan instruksi Presiden Jokowi juga karena merujuk peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi di negara lain. Selain itu, Indonesia juga harus belajar dari data dan pengalaman sebelumnya.
Menurutnya, lonjakan kasus yang terjadi pada awal Januari dan Juli tahun ini semuanya disebabkan adanya peningkatan mobilitas masyarakat. “Peningkatan mobilitas yang luar biasa, yang selalu diikuti seminggu atau dua minggu sesudahnya dengan kenaikan jumlah kasus yang nanti akan sampai di puncaknya dalam 4-8 minggu,” kata eks bos Bank Mandiri tersebut.
Oleh karena itu, Budi mengatakan, agar pelonggaran kegiatan masyarakat dilakukan dengan penuh kehati-hatian. “Kita harus eling lan waspada, begitu (kasus) sudah turun jangan grusah-grusuh, kemudian mengendorkan semuanya, sehingga akibatnya naik lagi mobilitasnya dan kita alami lagi kenaikan, lonjakan gelombang berikutnya,” kata Budi.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan, munculnya varian Delta di sejumlah negara di dunia telah menyebabkan kenaikan kasus yang cukup tinggi, baik dari kasus konfirmasi maupun perawatan dan kematian. Temuan itu terjadi bahkan di negara-negara dengan cakupan vaksinasi lengkap yang sudah cukup tinggi.
Belum lagi terdapat beberapa varian baru yang juga tengah diselidiki. Seperti varian Lamda yang ada di Amerika Selatan.
“Hampir semua negara yang kenaikannya tinggi termasuk di Indonesia itu disebabkan karena adanya mutasi baru varian Delta yang sekarang sudah hampir tersebar di seluruh dunia. Ini yang sulit ditebak. Karena semakin lama dunia menunda vaksinasi, pasti di satu daerah terjadi penularan dan varian baru itu timbul karena adanya penularan,” ujarnya.