Hengky Kurniawan Buka-bukaan soal Hubungannya dalam Kasus Aa Umbara

Pelaksana Tugas Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan, usai bersaksi dalam kasus suap bansos COVID-19 dengan terdakwa Bupati nonaktif Bandung Barat Aa Umbara di Pengadilan Negeri Kelas 1A Khusus Bandung, Rabu, 25 Agustus 2021.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Pelaksana Tugas Bupati Bandung Barat, Hengky Kurniawan, mengakui bahwa dia memang pernah berkoordinasi dengan seorang elite KPK, Dedie A Rachim, yang kini menjabat Wakil Wali Kota Bogor, untuk meminta agar praktik suap di lingkungan pemerintah Kabupaten Bandung Barat diusut tuntas.

Hengky mengungkapkan itu ketika dihadirkan sebagai saksi dalam kasus suap bansos untuk warga terdampak pandemi COVID-19 dengan terdakwa Bupati nonaktif Bandung Barat Aa Umbara di Pengadilan Negeri Kelas 1A Khusus Bandung, Rabu, dan kemudian dia ceritakan ulang kepada pers esok harinya. 

"Saya minta beliau (Dedie Dedie A Rachim) bantu untuk dipantau; saya konsultasi hanya ngobrol-ngobrol. Seingat saya hanya ngobrol-ngobrol," ujar Hengky, Kamis, 26 Agustus 2021.

Hengky mengaku, meski selama dua tahun setengah tidak pernah dilibatkan mengurus pemerintahan, terkesan dampak sosial mengenai maraknya praktik suap di lingkungan Pemerintah Bandung Barat. "Memang ada orang yang curhat, ‘Saya bayar kepada oknum’, tapi tidak menyebut namanya.”

Dia berterus terang memang santer kabar tidak adanya kekompakan antara dia dengan Aa Umbara selama dua setengah tahun pertama mereka memimpin. Dia bahkan diisukan turut mendorong agar Aa Umbara segera dipenjara begitu dia pindah partai dari Partai Demokrat ke PDIP.