Gelar Demo di UNHCR, Sejumlah Warga Afganistan Ditangkap

Aksi WNA asal Afganistan saat menggelar aksi di depan gedung UNHCR
Sumber :
  • VIVA/Wilibrodus

VIVA – Aparat kepolisian menangkap sejumlah warga negara asing (WNA) asal Afghanistan yang menggelar demonstrasi di depan kantor Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) Indonesia, di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa hari ini, 24 Agustis 2021. Pengungsi asal Afganistan itu dibawa menggunakan mobil tahanan Polres Metro Jakarta Pusat.

Saat mereka diangkut, massa yang ikut demonstrasi itu berupaya menghalangi mobil dan memaksa agar rekan-rekannya yang ditangkap itu dilepaskan. Akibatnya, kericuhan pun tak terbendung.

Namun, mobil yang membawa para WNA itu tak mau berhenti dan berhasil menjauh dari massa. Belum diketahui berapa jumlah warga asal Afganistan yang diangkut itu.

Qurban Ali Mirzai (27), seorang pengungsi Afghanistan mengatakan, terdapat sembilan orang rekan senegaranya yang ditangkap polisi. Qurban pun mengaku nyaris ikut dihajar aparat dalam aksi demonstrasi itu 

"Alasannya kami tidak tahu, (alasan) dari polisi karena PPKM dan tidak boleh aksi demo. Saya aja hampir dipukul. Padahal permintaan kita wajar dan jelas. Tiap kami datang ke sini selalu mendapat kekerasan dari kepolisian," kata Qurban.

Wartawan pun sudah berupaya meminta penjelasan terkait hal ini kepada Kabagops Polres Metro Jakpus AKBP Guntur Muhammad Tariq yang juga berada di depan kantor UNHCR. Namun, Guntur masih belum bisa memberikan keterangan terkait penangkapan itu.

Demonstrasi itu digelar sejak Selasa pagi pagi tadi. Ratusan pengungsi asal Afghanistan memenuhi jalan Kebon Sirih. Polisi pun menutup jalan tersebut. 

Mereka, yang datang dari berbagai tempat di Jakarta, hadir dengan membawa spanduk dan poster bernada kecaman sekaligus permohonan. Intinya, mereka meminta segera ditempatkan ke negara ketiga, lantaran sudah bertahun-tahun tertahan di Indonesia. 

"Perpindahan ke negara tujuan dan kebebasan adalah hak kami," demikian bunyi salah satu poster tulisan tangan yang diangkat salah satu pengungsi. 

Aksi itu sempat menjadi ricuh sekitar pukul 11.00 WIB, pada saat polisi berupaya membubarkan para demonstran setelah imbauan membubarkan diri sebanyak tiga kali diabaikan. Saat itu pula sejumlah pengungsi ditangkap.

Meski demikian, sejumlah pengungsi masih bertahan di sana karena meminta kawannya dibebaskan, sekaligus menanti perwakilan mereka yang masuk ke dalam gedung UNHCR. Seiring berkurangnya jumlah demonstran, polisi pun membuka kembali Jalan Kebon Sirih.

Para pengungsi akhirnya benar-benar bubar beberapa saat setelah perwakilan mereka keluar dari kantor UNHCR, yakni sekitar pukul 16.00 WIB. Polisi pun mendampingi mereka untuk bubar.

Baca juga: Eks Pentolan Jamaah Islamiyah Sebut Taliban Beda Akidah dengan ISIS